30 Desember 2009

Kado spesial dari DaNiYa pada miladnya


Hari ini putriku genap berusia dua tahun. Tak ada perayaan spesial. Karena toh bagi Daniya sendiri, belum membutuhkan perayaan.

Tahun lalu milad Daniya kami rayakan dengan mengundang beberapa teman, tetangga, sebagai sebuah momen untuk mengungkapkan rasa syukur akan kehadirannya di tahun pertama. Dan tentunya perayaan ulang tahun semacam ini bukanlah sesuatu yang wajib untuk diselenggarakan tiap tahun. Justru hakikat rasa syukur itu-lah yang mesti senantiasa tertanam di dalam hati untuk setiap perkembangan anak-anak kita.

Sebagaimana hari ini, alhamdulillah.... rasa syukur melingkupi hati ini. Betapa kehadiran Daniya memberikan kebahagiaan bagi kami. Semua sayang dan merasa terhibur dengan si kecil yang cerdas, lucu, lincah dan pintar ini.

Baik aku, abinya, pun kedua kakaknya; sering terkesima dengan kepandaian Daniya. Bagaimana anak seusia dia telah mampu mengolah kata-kata sebagai hasil analisa berfikirnya. Daniya sangat tangkas menjawab berbagai pertanyaan dengan jawaban yang logis. Banyak hal yang telah kami ajarkan, mampu pula diceritakan dengan bahasanya sendiri. Daniya juga sudah bisa menghubung-hubungkan banyak hal dan peristiwa. Sudah mulai mengenal lawan kata, persamaan kata, bisa membedakan konotasi positif dan negatif...

Subhanallah.... sementara, masih banyak anak seusianya yang baru mulai belajar bicara. Dan Daniya justru sudah hilang cadelnya. Tinggal memperjelas sedikit lagi bunyi huruf R.

Hari ini pun, Daniya sudah berkurang dan nyaris hilang rewelnya. Beberapa hari ini, penyesuaian diri karena disapih. Kali ini dia sudah mengerti dan seolah menyemangati dirinya agar tak tergoda minta ASI. :-) Daniya pun nampak sudah menyayangi calon adiknya. Mengelus-elus perutku sambil berkata: "Sayang... Dhedhe'...."

Justru Daniya-lah yang memberikan kado spesial bagi kami, di hari ulang tahunnya. Terima kasih Daniya sayang.... Mmmmmuah!

Alhamdulillah... segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan amanah si kecil Daniya. Semoga Daniya tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sholihah, mashlahat, menjadi cahaya mata bagi siapa saja yang mengenalnya. Amin.

17 Desember 2009

Anak-anakku Menjelang Khitan


Wafdan beberapa hari lalu genap berusia sepuluh tahun. Perubahan fisiknya mulai terlihat. Raut wajah yang semula selalu khas dengan wajah bocah; kini mulai berubah lebih matang. Biasanya lucu kalau difoto, sekarang semakin nampak serius. Insya Allah, Wafdan sudah siap lahir batin untuk menghadapi khitan next Sunday....

Sementara Wafiy, usianya kini 7 tahun 4 bulan. Tentu masih kental sikap kanak-kanaknya. Selalu enjoy dalam bermain-main, dan tak pernah tertekan menghadapi sekolahnya. Semula aku ragu untuk sekalian mengkhitankan-nya berbarengan dengan Si Kakak. Khawatir belum siap mental. Namun, semakin hari Wafiy semakin menunjukkan kemantabannya untuk sekalian dikhitankan. Bahkan ia sudahmengabarkan rencana ini kepada teman-temannya.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan kepada kalian, Wafdan & Wafiy...
Menjadikan kalian anak-anak yang sholeh dan mashlahat. Amin.

Badut Jalanan


Pagi ini, ketika menemani Daniya bermain bersama teman-teman di depan rumah; kami dikejutkan dengan kehadiran badut dengan kostum Mickey Mouse. Kejutan yang lumayan menyenangkan buat anak-anak seusia mereka. Biasanya kita bisa menemui badut semacam ini di tempat-tempat tertentu semisal Ancol. Nah, kali ini tak perlu jauh-jauh menemui Sang Badut di arena bermain atau di lokasi tempat hiburan.

Semakin mendekat Sang Badut, semakin kelihatan lucu dia dengan topeng Mickey Mouse yang begitu murah senyum. (Padahal kita tak tahu, seperti apa ya... perasaan si pemakai kostum). Anak-anak kecil yang melihat kedatangannya, memberikan reaksi yang beragam. Ada yang berbinar-binar, ada yang ketakutan. :) Sang Badut berhenti di tempat paling banyak anak berkumpul. Bergoyang-goyang dan melambai-lambaikan tangannya.

Daniya nampak berbinar, meski sedikit takut dengan bergerak mundur-mundur, ketika Sang Badut mendekati putriku ini. Perlahan kubimbing Daniya untuk mengulurkan tangannya.
"Salim sama Pak Badut..."ujarku. Dengan ragu-ragu, ia akhirnya mau bersalaman dengan Badut Mickey Mouse. Beberapa temannya mengikuti.

Setelah itu, kusempatkan untuk mengambil gambar Sang Badut bersama anak-anak. Sang Badut seolah bertambah ramah saja. Seakan-akan senyumannya semakin lebar, kutebak dari nada suara yang keluar dari dalam kostum tersebut. Ia pun bergaya dengan melambaikan tangan. Sementara anak-anak yang sudah siap difoto di depan Badut, malah pada kabur.
"Klik!" ketika kutekan tombol kamera, yang tersisa tinggal Angga dan Daniya yang sudah hampir kabur juga. Ha ha ha ... anak-anak tetap saja takut dengan kehadiran mahluk asing diantara mereka, meski lucu....

Sebentar kemudian Badut itu melanjutkan perjalanan, setelah menerima uang sekedarnya dari kami. Ada yang memberi ribuan, ada juga yang recehan entah berapa. Tentunya jumlah yang dia dapatkan tak seberapa....

Hanya saja yang kami tahu, meski sedikit yang dia peroleh, senyumannya tak akan pernah pudar untuk menghibur anak-anak. Semoga dalam hatinya pun, selalu ada senyum ikhlas penuh syukur untuk rezeki yang dia peroleh dengan usaha yang bisa ia lakukan.

Usaha apa pun, daripada sekedar meminta-minta. Saluuut, Badut!

29 Oktober 2009

Daniya Pandai Bergaya




Putri kecilku kini sudah pandai bergaya. Selain itu, ia juga pandai bercanda & mencandai kami semua. Kadang pura-pura tidur, kadang pura-pura marah, kadang pura-pura kaget dan aneka acting lainnya.

Tak hanya abi ummi-nya yang gemez. Mas Wafdan & Mas Wafiy pun nampak sangat menikmati tingkah polah adik mereka.

Selain lucu, Daniya juga sudah mengerti bila diajak ngobrol; pun bila dinasihati. Termasuk cepat 'nangkep' untuk anak seumurannya.

Alhamdulillah... semoga Daniya terus jadi anak yang sholihah. Dan kakak2nya jadi anak yang sholih.. Amin....

28 Oktober 2009

Milad Abi



Tanggal 23 Oktober yang lalu, Abi genap bertambah usia. Kami tak mengadakan acara spesial, semacam pesan kue, atau bikin tumpeng, dan sebagainya.

Namun ummi tak lupa untuk memberikan bingkisan buatnya. Meski ultah ummi kemarin dicuekin abi :( tanpa memberi bingkisan seperti biasanya dengan alasan ngga sempat nyari...; bukan berarti ummi memperlakukan hal serupa kepada abi. Bukan ummi banged kalau ngga ngasih apa-apa!

Ummi terjaga dini hari, sekitar pukul 12 lebih. Buka fb dulu, ngucapin met milad ke wall abi. Trus, naruh bingkisan yang udah disiapin sehari sebelumnya di atas meja ruang tamu. Supaya kalau abi bangun, dan berangkat ke masjid untuk sholat subuh ia akan dengan mudah melihatnya.

Karena ummi lagi berhalangan sholat, so... tidur lagi.

Sekitar pk. 4.30 WIB ummi mendengar bunyi pintu depan di buka dan dikunci lagi dari luar. Oh, tentunya abi sudah berangkat ke masjid dan pastinya sudah melihat ada bingkisan ultah buatnya. Semoga abi senang.

Ummi membangunkan anak-anak. Dan seperti biasanya, kami menyambut kedatangan abi sepulang dari masjid. Sambil kami minum hangat dan makan camilan pagi, kita buka kado dari ummi rame-rame.

Lumayan lah.... acara rutin ultah abi. Masih dalam kondisi prihatin, tinggal di kontrakan, menanti renovasi rumah kami yang belum usai.

Syukur alhamdulillah, Ya Rabb... Atas segala karunia-Mu.

21 Oktober 2009

Siap ngga siap, Mau ngga mau


Pagi nan cerah. Rabb Sang Kekasih Sejati senantiasa membantuku mengusir kegundahan yang mencoba mengusik detik-detik perjalanan ini. Terima kasih, Ya Rabbi....

Sekitar pukul 08.50 tadi Daniya sudah kembali terlelap. Usai disuapin, dimandiin, diASI-in (bukan di SMS-in Gita Gutawa.. he..) dan tertidur dalam dekapanku.

Aih... Si Non kecil ini makin manja nian. Kini dia sering acting nangis. Mengeluarkan senandung "huuu...uuuu...huuu...uuuuu...." yang berkepanjangan, dengan tampang sedih, tanpa keluar air mata. Habis nyani-nyanyi, tiba-tiba duduk di lantai, dan pasang nada "huuu...uuu" demikian berulang beberapa kali. Setelah digendong, dan dirayu-rayu. Eh... langsung senyum dan bisa nyanyi lagi.

Terkadang tiba-tiba minta digendong pakai kain. Atau minta keluar rumah sambil didorong dengan kereta bayi. Atau minta naik baby walker. Ihh... gemes juga dengan tingkahnya. Mungkin demi melihat ada Gilang, bayi tetangga sebelah yang menginspirasinya untuk bertingkah bayi juga.:)

Orang-orang bilang, kalau anak kecil udah mulai rewel-rewel begitu, berarti dia minta adik. Halah!!! Bisa aja mereka. Tanpa diramal dan dikait-kaitkan dengan kerewelan Si Kecil-pun, kalau waktunya Allah SWT memberi amanah lagi ya... tentu terjadi. He he..

Si Abi anak-anak juga sudah kepingin Daniya punya adik lagi. 

Ih.. gitu ya bapak-bapak kalau punya kehendak. Ngga basa-basi nanyain dulu, kondisi kesehatan istrinya, kira-kira sudah siap & nyaman belum, pasca operasi kelahiran sebelumnya. Tahunya... Daniya sudah gedhe, butuh teman main yang sepantar di rumah. Hmmm....

Insya Allah, bila Allah memang sudah menghendaki. Mau nggak mau ya siaplah. Kodrat wanita... Siapa lagi yang bisa dan mau melahirkan, kalau bukan kita-kita sebagai wanita...

"Rabbi.., mohon senantiasa bimbing langkah kaki ini; dengan ridho dan kekuatan dari-Mu" Amin.

20 Oktober 2009

Tangis Si Kecil & Vertigo


Semalam baru merasakan vertigo yang lumayan berat. Kalau dulu-dulu kan hanya agak 'nggliyer' sedikit. Nah, yang semalam... wah... astaghfirullah. Kala membaringkan diri, langit2 kamar begitu kencang berputar. Seperti komidi putar yang bergerak cepat.

Ditambah Daniya nangis, berontak, tak ketahuan mau-nya. Sampai seperempat jam berlalu, Daniya masih meraung-raung dan meronta-ronta. Alhamdulillah aku dah bisa mulai bangun. Kugendong dia, kuminta kakak2nya membaca surat2 pendek Al Qur'an. Sambil duduk di sofa, kuberi Daniya ASI, dan perlahan-lahan ia mulai tenang. Dan tertidur. Subhanallah... doa-doa Mas Wafdan & Mas Wafiy terkabul. Pelan-pelan kubawa Daniya ke kamar, dan kubaringkan.

Disusul ke-dua mas-nya, ikut masuk kamar, berbaring di bed atas. Aku pun membaringkan diri di sebelah Daniya. Semuanya lelah... Wafdan & Wafiy cepat sekali tertidur.

Sambil melantunkan doa, kupejamkan mata, dan lalu tak sadarkan diri.

Bangun tidur, Alhamdulillah.... vertigo sudah hilang.

http://cantikmandiri.co.cc

03 Oktober 2009

Kesehatan Menurun Usai Mudik

Selepas pulang kampung Lebaran 1430 H ini, kami bergantian sakit. Namun alhamdulillah, masih dapat diatasi dengan kesabaran dan ikhtiar. Namanya badan capek setelah berlama-lama di atas kendaraan, tidur tak teratur, suasana batin yang penuh kejutan dan penyesuaian; so pasti berpengaruh pada kondisi kesehatan.

Yang paling nampak menurun kondisi kesehatannya adalah Wafiy. Batuk-batuk, pilek, mual, pusing, diare...selalu menjadi keluhannya; dan berlangsung cukup lama. Sementara yang lain juga merasakan hal yang sama namun segera dapat teratasi dalam jangka waktu dua tiga hari. Sedangkan Wafiy sampai saat ini, seminggu setelah pulang kampung, masih sering mengeluh mengenai hal-hal tersebut.

Beberapa hari ini Wafiy masih diare. Cukup merepotkan juga, karena sering tak dapat dikendalikan. Tiba-tiba berasa mulas dan langsung mencret. Masih untung bila ia berada tak jauh dari toilet. Yang paling merepotkan, ketika malam hari tiba-tiba mulas, sementara ia masih dalam keadaan tidur atau setengah tidur. Wahhh....!! Harus ekstra sabar menangani dan membersihkan segala kotoran yang ditimbulkan. :(

Buruan kita nyari resep untuk menanggulangi sakitnya Wafiy ini...

Tips dan Cara Mengobati & Mengatasi Diare

Terkadang kita sebagai manusia lalai terhadap kesehatan tubuh kita, sehingga tidak bisa menghindarkan diri dari makanan yang tidak higienis atau bersih dari segala macam bibit kuman dan penyakit. Apabila kita makanan yang tidak higienis maka kita bisa terserang penyakit pencernaan yang salah satu akibatnya adalah diare atau mencret-mencret. Selain itu diare dapat disebabkan oleh keracunan bahan kimia dalam makanan, masuk angin, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) dan lain sebagainya.

Diare adalah suatu kondisi di mana seseorang buang air besar berkali-kali dalam satu hari yang melebihi batas normal dan tinja atau feses yang keluar berupa cairan encer atau kental disertai angin / kentut dari dalam perut. Berikut di bawah ini adalah 4 (empat) teknik atau cara untuk menanggulangi diare atau mencret-mencret.

1. Minum Air Putih yang Banyak

Sering-seringlah minum air putih yang banyak karena dengan sering buang air besar maka tubuh akan kehilangan banyak cairan yang harus selalu digantikan dengan cairan yang baru. Setiap setelah BAB minumlah satu atau dua gelas air putih atau air mineral yang bersih dan sudah dimasak.

Minumlah oralit yang merupakan larutan gula garam untuk membantu pembentukan energi dan menahan diare / berak setelah habis BAB. Hindari minum kopi, teh dan lain sebagainya yang mampu merangsang asam lambung.

2. Makan Makanan Khusus

Hindari makan makanan yang berserat seperti agar-agar, sayur dan buah karena makanan berserat hanya akan memperpanjang masa diare. Makanan berserat hanya baik untuk penderita susah buang air besar.

Bagi penderita diare sebaiknya makan makanan rendah serat dah halus seperti bubur nasi atau nasi lemes dengan lauk telur asin. Di sini nasi akan menjadi gula untuk memberikan energi, sedangkan telur asin akan memberikan protein dan garam untuk menahan mencret dan sebagai zat pembangun tubuh. Hindari makan makanan di luar sembarangan serta makanan yang pedas mengandung cabai dan lada.

3. Istirahat yang Cukup

Tidak dapat dipungkiri bahwa orang yang buang-buang air akan terasa lemah, lemas, lesu, kurang bergairah, dan sebagainya. Untuk itu bagi anda yang sudah merasa sangat lemas sebaiknya meminta izin sekolah atau kantor untuk menghindari dari kemungkinan yang terburuk atau memalukan di tempat umum. Tidur sebanyak-banyaknya namun tidak melupakan waktu makan makanan dan obat harus teratur, banyak minum, beribadah dan berdoa dan lain-lain.

4. Minum Obat Dengan Dosis yang Tepat

Ada baiknya anda berkonsultasi dengan dokter dan meminta obat yang tepat untuk anda, karena setiap orang memiliki karakteristik masing-masing dalam pemilihan obat. Rumah sakit, dokter praktek, puskesmas atau balai pengobatan lain yang sesuai izin depkes adalah pilihan yang tepat karena memiliki dokter yang baik dengan obat-obatan yang baik pula. Bila anda ragu datangi saja dokter lain untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

Setalah mendapatkan obat minumlah obat itu sesuai dosis yang waktu yang telah ditentukan. Biasanya dokter akan memberikan obat mules, obat mencret, vitamin dan antibiotik. Untuk obat mules dan mencret sebaiknya diminum jika perut mulas dan diare saja dan hentikan jika sudah berhenti mules dan diare. Sedangkan untuk antibiotik wajib dihabiskan agar kuman dan bibit penyakit lainnya mati total dan tidak membentuk resistensi. Untuk vitamin terserah anda mau dihabiskan atau tidak, akan tetapi tidak ada salahnya jika dihabiskan karena vitamin baik untuk anda asalkan tidak berlebihan.
http://cantikmandiri.co.cc

30 Agustus 2009

Tasyakuran Milad Wafiy ke-7


Kali ini giliran ultah Wafiy, putra ke-2ku. Lucunya, acara tasyakuran digelar justru di hari lahirku. Birthday kami memang berdekatan. Wafiy tgl 26 Agustus, aku tgl 29 Agustus. Tapi, yang dirayakan hanya Wafiy lah... Soalnya; Desember lalu, Wafdan & Daniya juga dirayakan. Sehingga keinginan Wafiy sepantasnya dituruti, supaya anak merasa diperlakukan adil. He he.

Seperti biasa, acara tasyakuran sederhana saja. Mengundang teman-teman kecil Wafiy segang rumah, Mawar X, ditambah beberapa sahabat Mawar IX dan VII. Digelar di garasi rumah kontrakan, karena renovasi rumah belum kelar...

Karena bertepatan dengan Puasa Ramadhan, acara sengaja diselenggarakan sore hari menjelang berbuka. Dimulai pukul 17.00. Wafdan sebagai MC, membuka acara dengan basmalah; yang ulang tahun baca ayat suci Al Qur'an. Setelah itu nyanyi bersama dipimpin MC. Potong kue ultah oleh Wafiy, dan buru-buru dibawa masuk ummi, khawatir anak-anak kecil pada ngiler dan batal puasa. Sementara kue dipotong-potong untuk ditaruh di mika kecil-kecil; acara dilanjutkan dengan doa yang dipimpin oleh Abi.

Setelah itu, nyanyi-nyanyi lagi. Bareng-bareng dan gantian, siapa saja yang mau nyanyi boleh. Ternyata seru juga; anak2 sekarang pinter2 nyanyi dan bergaya :) Bahkan Daniya pun ikut urun suara nyanyi "Bangun Tidur"-nya Mbah Surip. Haaa haaa haaa.

Sebelum acara selesai dan teman2 diperbolehkan pulang, mereka satu demi satu bersalaman dengan Wafiy sambil masing-masing dibawain goody bag. Isinya: Nasi kuning set; snack set, dan potongan birthday cake.

Alhamdulillah... acara singkat, padat, sederhana; tapi seru!






Dhe Wafiy, Ummi mengucapkan SeLaMaT MiLaD; semoga jadi anak yang sholih dan mashlahat. Amin.. Love U So Much!!!!

28 Agustus 2009

Menyambut Ramadhan 1430 H

Marhaban Ya Ramadhan....
Wafdan, Wafiy dan Daniya bersemangat sekali mengikuti tarawih pertama. Wafdan & Wafiy juga bertekad untuk maju teruuuuuuus pantang mundur! Untuk bisa melaksanakan puasa full!


Dadakan Lomba 17-an

Lomba? Ada - engga ada - ada - engga ada... Anak-anak kecil pada penasaran, menunggu-nunggu pengumuman diadakannya lomba 17-an dari RT. Namun, dari pagi hingga sore, ternyata harapan untuk mengikuti perlombaan semakin tak menentu dan memudar.

Demi menyaksikan tampang sedih dan penasaran dari para krucil; terketuklah hati Bu Awan, untuk mengadakan lomba dadakan buat anak-anak kecil di Mawar X. Ide Bu Awan langsung didukung oleh Bu Ryan, Tante Yanti, Ibu Angga, dll. Mengadakan lomba dadakan!

Dengan perlengkapan seadanya; lomba pun digelar. Anggi, Jejen, Intan, para anak yang beranjak ABG pun ikut partisipasi untuk bantu-bantu mengurusi, mencatat-catat, merangkap peserta juga.

Pesertanya...anak-anak Gang Mawar X. Rama, Wafdan, Wafiy, Wicak, Galih, Sinta, Fira, Lifa, Anggi, Jejen, Intan. Sikecil Daniya & Angga ikut-ikutan mondar-mandir ketawa-ketiwi.

Ada lomba makan krupuk (wah...ngga kefoto, karena aku telat keluar)
Lomba kelereng.
Lomba Balap Karung.
Lomba Tarik Tambang.
Lomba masukin paku ke botol.

Wah. Ternyata luar biasa heboh!! Soalnya lomba begini, jadi lebih seru karena kita semua tak terlalu mengikuti aturan. Boleh curang :) ORangtua boleh mbantuin.. :) Jadinya... para ibu heboh dan terpingkal-pingkal membantu anaknya, sementara, anak yang lain teriak-teriak, protes kalau lawan mereka curang dan ngga beraturan.

Namun, akhirnya semuanya nampak senang dan puas. Yang penting seru banget kebersamaan ini. Meski RT ngga ngadain kegiatan 17-an, tapi Gang Mawar X ngadain sendiri. Tetep kompak...

Hadiahnya? Masing-masing anak minta ke orangtua sendiri-sendiri. He he.








06 Agustus 2009

Virus Flu Onta


PERNAHKAH Anda mendengar istilah seperti judul di atas?
Bagaimana dengan istilah yang satu ini: H1N1 (baca: virus penyebab swine influenza alias flu babi)?

Adalah seorang tentara di Port Dix, Amerika Serikat, pada 5 Pebruari 1976, yang menyatakan dirinya kelelahan dan lemah, kemudian meninggal dunia keesokan harinya. Dokter menyatakan, kematiannya disebabkan oleh virus Influensa A (H1N1).

Flu babi menginfeksi manusia tiap tahun dan biasanya ditemukan pada orang-orang yang bersentuhan dengan babi, meskipun ditemukan juga kasus-kasus penularan dari manusia ke manusia. Menurut Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat, gejala H1N1 antara lain ditandai dengan demam, batuk, kekakuan pada sendi, muntah-muntah, lemah lesu, dan kehilangan kesadaran yang berakhir pada kematian.

Sebuah sumber mengatakan, Influensa A H1N1 ditularkan melalui kontak langsung dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita. Karena itu, penyebarannya sangat cepat. Namun demikian, angka kematiannya rendah, sekitar 0,4 persen.

Berdasarkan data terakhir, sejak pertama kali dilaporkan menimpa seorang bayi perempuan berumur enam bulan asal San Luis Potosi, Meksiko, pada 24 Pebruari 2009 lalu, virus H1N1 kini sudah menyebar hampir ke setiap negara di berbagai belahan dunia dengan korban jiwa lebih dari 700 orang meninggal dunia. Termasuk di negeri kita tercinta, Indonesia, yang sudah mencapai 444 kasus (29/7/2009).

Antara Onta dan Babi, Sebuah Fakta yang Tak Terbantahkan

Sejauh ini, onta (camelus) lebih banyak dikenal orang hanya sebagai spesies hewan gurun berkuku genap dan berpunuk satu (camelus dromedarius) atau berpunuk dua (camelus bactrianus) yang biasa ditemukan di Jazirah Arab, Asia Tengah, dan sebagian wilayah gurun di Afrika Utara sebagai sarana transportasi tradisional dan hewan pengangkut. Tidak banyak yang tahu, bahwa hewan yang mempunyai rata-rata harapan hidup berkisar antara 30 hingga 50 tahun ini merupakan salah satu penghasil susu dengan kualitas nutrisi yang lebih baik dari susu sapi (Wikipedia), selain tentu saja sumber daging yang halal dikonsumsi.

Bahkan kini sudah dapat dinikmati secara luas produk coklat yang terbuat dari susu onta. Sebuah terobosan yang dilakukan oleh perusahaan Al-Nassma milik Syaikh Muhammad bin Rasyid Al-Maktum yang berbasis di Dubai, Uni Emirat Arab, bekerja sama dengan Austria Chocolatier Manner, sudah mulai memasarkan produk coklat susu onta mereka ke pasaran dunia untuk pertama kalinya.

Perusahaan Al-Nassma telah menyiapkan 3000 onta yang dimiliki di sebuah peternakan di Dubai supaya mampu memproduksi sekitar 100 ton coklat susu onta premium setiap tahunnya. Semua coklat yang dihasilkan tanpa bahan-bahan kimia tambahan, tetapi dengan campuran rempah-rempah lokal yang terkenal seperti kacang-kacangan dan madu.

Susu onta dipercaya lebih sehat dan bergizi daripada susu sapi, mengandung lima kali lebih banyak vitamin C, sedikit lemak, sedikit gula, dan lebih banyak insulin; sehingga menjadikan coklat susu onta sebagai pilihan yang tepat bagi penderita diabetes dan orang yang harus mengkonsumsi gula sedikit.

Air seni onta juga terbukti secara ilmiah manjur untuk mengobati kanker. Setelah melewatkan waktu lebih dari lima tahun penelitian di laboratorium, Dr. Faten Abdel-Rahman Khorshid, ilmuwan Saudi staf pengajar di King Abdul Aziz University dan Presiden Tissues Culture Unit di Pusat Penelitian Medis King Fahd itu menemukan bahwa partikel nano dalam air seni hewan onta dapat melawan sel kanker dengan baik. Efektivitas air seni onta untuk melawan sel kanker sudah sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh International Cancer Institute.

Penelitian itu menghasilkan mendali emas bagi tim peneliti atas inovasinya, yang diberikan oleh Kerajaan Saudi pada tahun 2008. Dan obatnya terpilih sebagai salah satu dari enam inovasi terbaik dari total 600 inovasi yang diajukan dalam International Innovation and Technology Exhibition (ITEX) 2009 yang diselenggarakan di Malaysia pada bulan Mei.

“Pengobatan ini bukan sebuah penemuan baru, melainkan diambil dari warisan peninggalan Nabi kita,” kata Dr. Khorshid mengacu pada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

Diceritakan oleh Abi Qilaba dari Anas r.a., “Ada sekelompok orang ‘Ukl atau ‘Urainah mendatangi Madinah, namun cuaca Madinah tidak cocok untuk mereka. Nabi Saw. menyuruh mereka untuk pergi ke kandang onta dan meminum susu dan air seninya. Lalu mereka melakukan sebagaimana yang diperintahkan dan mereka menjadi sehat.” (Hadis No.235, Kitabul Wudlu, Shahih Bukhari)

Dan lebih dari itu, satu hal yang pasti sampai detik ini saya belum pernah mendengar istilah virus flu onta, yaitu penyakit flu yang disebabkan oleh virus onta. Belum pernah sekalipun. Atau mungkin ada di antara Anda yang pernah mendengarnya sebelum ini?

Bagaimana dengan fakta seputar babi?

Babi atau celeng (dalam bahasa Jawa) adalah hewan bermancung panjang, berhidung leper, dan termasuk kelompok omnivora (memakan semua jenis makanan, baik daging maupun tumbuh-tumbuhan).

Dalam Al-Qur’an, sebagai hewan, babi hukumnya najis (najis mughaladhah, najis berat) jika disentuh dan haram untuk dimakan oleh umat Islam. Babi juga diharamkan untuk dikonsumsi dalam agama Yahudi dan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di kalangan Kristen. Namun, babi banyak dikonsumsi orang Eropa dan Tionghoa. Beberapa suku bangsa di Indonesia selain suku Tionghoa-Indonesia juga suka mengkonsumsi babi, yaitu suku Bali, Batak, dan Manado (Wikipedia).

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. (Q.S. Al-Maa-idah [5] : 3)

Fakta-fakta di lapangan tentang babi menjadi alasan empiris sekaligus ilmiah yang menguatkan penegasan Al-Qur’an akan keharamannya seperti yang diabadikan dalam beberapa ayatnya, salah satunya pada ayat di atas.

Ilmu kedokteran pun telah membuktikan bahwa babi adalah inang dari banyak macam parasit dan penyakit berbahaya. Sistem biokimia babi hanya mengeluarkan 2% dari seluruh uric acid (asam urat, C5H4N4O3) dari dalam tubuhnya. Bertolak belakang dengan sistem metabolisme dalam tubuh manusia yang mengeluarkan 98% kandungan asam uratnya melalui air seni. Asam urat adalah sampah dalam darah yang terbentuk akibat metabolisme tubuh yang tidak sempurna dan bersifat racun.

Dr. Murad Hoffman, seorang pengarah klinik laboratorium mikrobiologi di Boston Medical Center, Massachusetts, yang juga seorang asisten professor di Pathology and Laboratory Medicine, Boston University School of Medicine, menyatakan terdapat lebih dari 25 penyakit yang bisa dijangkiti dari babi, di antaranya anthrax, influensa, leptospirosis, rabies, dan salmonellosis.

Babi adalah binatang yang paling jorok, sangat suka berada di tempat yang kotor, suka memakan kotorannya sendiri, tidak tahan terhadap sinar matahari, pemalas, tidak gesit, dan paling rakus di antara hewan jinak lainnya. Babi juga suka dengan sejenis dan tidak pencemburu (A.V. Nalbandov dan N.V. Nalbandov, dalam buku Adaptive Physiology on Mammals and Birds).

Penelitian ilmiah di Cina dan Swedia menyimpulkan bahwa daging babi merupakan penyebab utama kanker anus dan colon (usus besar). Persentase penderita kedua penyakit ini di negara-negara yang penduduknya memakan babi meningkat drastis, terutama di negara-negara Eropa, Amerika, Cina dan India. Sementara di negara-negara Islam persentasenya sangat rendah, hanya 1/1000 orang. Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam Konferensi Tahunan Sedunia tentang Penyakit Alat Pencernaan di Sao Paulo, Brasil, 1986.

Adakah fakta lain tentang babi?

Islam mengajarkan pada umatnya tentang tata cara penyembelihan hewan yang halal dikonsumsi. Yaitu diawali dengan menyebut nama Allah Yang Mahakuasa dan kemudian membuat irisan memotong urat nadi leher hewan dan membiarkan urat-urat dan organ lainnya utuh. Cara ini akan mengakibatkan kematian hewan secara perlahan karena terputusnya sirkulasi darah dalam tubuh.

Bukan dengan cara mencederai organ vital hewan, seperti dengan cara menusuk bagian jantung, hati, atau dengan memukul bagian kepalanya. Sebab dengan mencederai organ-organ vital tersebut, hewan akan meninggal seketika dan darahnya akan mengumpul dalam urat-uratnya yang pada akhirnya mencemari daging. Daging hewan akan tercemar oleh asam urat sehingga mengandung racun.

Pada titik inilah, para ahli makanan baru menyadari betapa sempurnanya tuntunan ajaran Islam.

Tahukah Anda, bahwa babi tidak punya leher dan karenanya otomatis tidak bisa disembelih di bagian lehernya?

Tentu tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Allah Swt. mendesain fisik babi tidak berleher dan Rasulullah Muhammad Saw. mengajarkan pada umatnya untuk menyembelih hewan di lehernya. Mahabenar Allah yang telah mengharamkan babi bagi umat Muhammad Saw. dan menunjukkan bukti-bukti ilmiah kebenarannya dengan cara-Nya sendiri yang sangat elegan.
***

Menurut The Spoof, situs yang memarodikan berita-berita utama media internasional, seorang ilmuwan Paris berkata, “We should do like Moslem do. Not eat pigs. Then swine flu virus would disappear.” Kita harus seperti orang Islam. Tidak makan babi. Dengan begitu, flu babi akan lenyap (dengan sendirinya).

Demikianlah, kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa. (Q.S. Al-Baqarah [2] : 2)

Maka, adakah yang mau mengambil pelajaran darinya?

Allahu a’lam bish-shawaab.

Sumber
Virus Flu Onta

Shared via AddThis

16 Juli 2009

Pelajaran Untukku & Untuknya

Belakangan ini aku merasakan kejangalan dalam hal jumlah nominal dana harian yang aku kelola. Namanya ibu rumah tangga, yang musti teliti dan hati-hati membelanjakan harta pemberian suami. Harus mengatur sedemikian rupa, supaya jatah bulanan yang diberi oleh suami cukup untuk memenuhi semua kebutuhan tetek bengek rumah tangga. So, bila keliru sedikit atau ada selisih dalam perhitungannya, pasti aku memeras ingatan:

”Habis beli apa ya, kok dana yang tersisa jumlahnya sekian?”

Aku menyimpan dana cash dengan mengelompokkan masing-masing sepuluh lembar. Sembilan lembar lurus, dan satu lembar ditekuk untuk pembatas sekaligus menjepit yang sembilan lembar tadi. Tentunya dengan berulang kali menghitung secara teliti, memastikan bahwa masing-masing kelompok tak lebih dan tak kurang dari sepuluh lembar.

Selanjutnya aku selalu rajin untuk melakukan pembukuan. Mencatat pembelanjaan harian, belanja insidental, juga pengeluaran-pengeluaran tak terduga yang jumlahnya lumayan besar. Sehingga aku dapat memantau dan memperkirakan apakah dana yang tersisa masih cukup hingga akhir bulan nanti. Sekaligus berintrospeksi, apakah aku telah berhemat atau justru boros membelanjakan untuk hal-hal yang kurang perlu.

Beberapa waktu lalu, ketika sedikit diburu waktu untuk membayar barang yang kubeli; sebenarnya aku sudah merasa bahwa dalam kelompok-kelompok dana cash-ku, jumlahnya masing-masing berkurang satu. Tapi karena waktu itu kufikir mungkin hanya sekilas menghitung, dan nanti saja menghitung ulang, sehingga kubiarkan saja sisa dana cash di tempat penyimpanannya tanpa kuhitung lagi.

Kemarin, aku hendak membayar uang sekolah anak-anak. Aku mengambil satu kelompok uang, ditambah enam lembar lagi. Kufikir membawa dana pas saja, masih ada kembalian sedikit. Ngga tahunya, sampai di tempat pembayaran, aku sedikit gelagapan. Karena satu kelompok uang yang kukira berjumlah sepuluh lembar, ternyata hanya ada sembilan lembar. Ditambah enam lembar lagi hanya berjumlah lima belas lembar. Padahal yang kubutuhkan enam belas lembar. Wahh... Berulang aku hitung-hitung lagi sebelum menyerahkan kepada kasir. Karena memang jumlahnya kurang, terpaksa aku mengambil lagi dari dompet lain. Yang sedianya untuk jatah belanja.

Heran..., sampai di rumah aku menuju tempat penyimpanan dana cash. Dan aku lumayan terkejut, karena setelah kuhitung, masing-masing kelompok uang... jumlahnya tinggal... sembilan.

”Masa sih aku salah ngitung? Kalau salah biasanya kan hanya satu kelompok saja yang jumlahnya kelebihan atau kurang. Ini.. tiap kelompok jumlahnya tinggal sembilan, alias berkurang masing-masing satu lembar? Waduh.....Bisa kurang nih.. jatah dana sampai akhir bulan...”

Saat itu aku langsung merenung. Berarti aku kurang amanah terhadap dana yang diberikan oleh suami. Hingga kebingungan, kok uang bisa berkurang dalam jumlah yang significant. (he he kebawa istilah hasil penelitian data tesis). Mana aku ngga tahu, uang itu ke mana?

Selama ini aku memang menaruhnya di sebuah dompet panjang, di dalam tas, dan tas tersebut biasa aku geletakkan di mana saja. Kadang di kursi, kadang di kasur, dan terakhir aku letakkan di dalam box terbuka dekat meja kecil. Anak-anak sampai pada tahu, kalau harta umminya ada di tempat tersebut. Dan nampaknya.... si emba juga tahu kalau aku menyimpan dana di situ.

’Deggg’ tiba-tiba ada getaran di dadaku. Aku tak mau berburuk sangka. Selama ini aku mempercayai siapa saja yang bekerja di rumahku. Si Emba yang dulu-dulu bekerja sampai tahunan, Alhamdulillah... tak ada kasus ketidakjujuran dalam hal uang dan barang berharga. Paling-paling pulsa telpon.. he he..

Mba yang sekarang memang baru dua bulan bekerja kembali di rumah kami. Setahun yang lalu minta berhenti karena alasan merawat suaminya yang sakit-sakitan. Dua bulan lalu, ia kembali bekerja bantu-bantu mencuci dan bersih-bersih di rumah kami.

Nah, karena aku tak mau terus-menerus berprasangka; berulang kali aku menepis fikiran-fikiran yang muncul, bahwa mungkin si emba yang mengambil uangku. Aku lalu menghitung kembali secara teliti jumlah nominal yang terdapat di dompet. Kuulang lagi, memastikan jumlahnya. Lalu menyimpan kembali, dan bertekad setelah ini aku harus lebih teliti dan hati-hati. Jumlah yang tersisa tak banyak lagi, sehingga aku yakin perhitunganku benar. Sayangnya, aku lupa untuk memindahkan tempat penyimpanan tas yang menampung dompet hartaku itu. Dan tetap saja menaruh tas itu di sebuah box terbuka dekat meja seperti biasanya.

Pagi ini, setelah anak-anak berangkat sekolah; dan si emba datang; aku mengajak si kecil bermain ke luar. Berjalan-jalan, melihat burung merak milik tetangga kami, dan berbincang-bincang dengan para ibu tetangga yang kebetulan bertemu. Aku tinggalkan si emba sendirian di rumah, untuk mencuci dan berbenah, melakukan rutinitas seperti biasanya.

Sebentar kemudian datang tukang ayam langganan. Aku memesan satu ekor, sementara ayam dipotong-potong oleh penjualnya, aku menuju rumah untuk mengambil uang, karena aku tak membawa uang waktu pergi ke luar tadi.
Saat hendak mengambil uang dari dompet penyimpanan, kembali aku dipaksa untuk mengerutkan dahi.

”Kok... jumlahnya berkurang satu lembar lagi ya...?” Wah... sepertinya alibiku mulai kuat nih. Sore kemarin baru kuhitung, kupastikan jumlahnya sekian. Sampai pagi ini belum ku utak-atik lagi dana yang tersimpan di dompet itu. Dengan perasaan gamang..., kuambil selembar uang yang ada di dompet tersebut, menuju ke tukang ayam untuk membayar belanjaanku. Dalam hati aku masih bertanya-tanya...

Setelah itu, perasaanku kian tak menentu. Dalam hati kecil aku yakin... berkurangnya jumlah uangku, ada kaitannya dengan si emba. Tapi... aku juga tak mau menuduh begitu saja.

Akhirnya, dengan Bismillah..., berusaha untuk tidak menampakkan kecurigaanku padanya, aku berbicara kepada emba:

”Mba...., habis ini bantu ummi nyari uang ummi yang hilang ya? Satu lembar mba.... Ummi khawatir, nanti uang ummi ngga cukup sampai akhir bulan. Kan uang sekolah anak-anak naik, terus kebutuhan yang lain banyak. Belum lagi nanti untuk jemputan sekolah, buat emba juga nanti....”

”Oh... ya Mi...” sahutnya. Aku berusaha mengucapkan kata-kata lagi, yang menunjukkan ketidakcurigaanku padanya. Terpaksa aku menjadikan anakku yang besar sebagai alasan....

”Mungkin si Mas, Mba... pinjam uang ummi buat main-main, terus kececer. Kan dia tahu ummi nyimpen uangnya di mana. Dia suka main jual-beli...” lanjutku.

”Di sekitar sini ya Mi? Nanti deh... emba sapu dan beres-beres lagi. Takutnya udah kesapu lagi Mi... wah.. jangan-jangan udah dilecekin terus kebuang...” jawabnya kemudian, seolah-olah tak tahu apa-apa. Namun dalam pengamatanku, tak sedikit pun mata emba berani menatapku. Aku bertambah yakin, kalau emba telah khilaf mengambil uangku.

“Iya deh Mba... mudah-mudahan kalau masih rejeki ummi, ketemu ya Mba... Ntar ummi kasih hadiah deh...”

Setelah itu, aku berusaha menidurkan si kecil yang mulai mengantuk. Membaringkannya sambil memberi asi. Dari dalam kamar, aku mendengar si emba meneruskan aktivitasnya, dan terdengar suara berbenah, menggeser-geser meja kecil yang kumaksud. Waktu berlalu beberapa menit, si kecil sudah tertidur. Dalam hati aku merasa yakin, uang yang hilang akan kembali, maksudku akan dikembalikan oleh emba, tanpa mempermalukan dirinya di depanku.

Insya Allah, setelah aku minta dia untuk membantu mencari uang yang hilang, justru hati kecilnya tak akan tega untuk berbuat buruk kepadaku. Toh selama ini keluarga kami selalu berbuat baik padanya, menganggap sebagai satu keluarga. Kami sering memberikan bantuan di luar gaji yang menjadi hak hasil pekerjaannya. Kalau pun emba sampai tega mengambil uang di luar haknya, semoga karena benar-benar tengah khilaf. Selama ini emba orang yang baik, dan rajin dalam bekerja. Allahu a’lam...

Benar saja. Pada detik-detik terakhir aku sudah mulai melupakan kemungkinan emba mengambil uangku, dan mengikhlaskan semuanya, memberi pelajaran bahwa tak semestinya aku menyimpan uang sembarangan...

”Mi..., Ini... uangnya ketemu...” terdengar suara emba datar. Hatiku bersorak. Pun mulutku berucap..

”Alhamdulillaah... emba baik banget..... Di mana Mba?”

”Nih..., di bawah rak rotan itu Mi....” emba menyodorkan selembar uang kepadaku. Kuterima, dan sebelum kusimpan, sekilas kuamati, ada bekas lipatan dua kali. Menunjukkan bahwa uang tersebut sebelumnya sudah dilipat dan disimpan. Kalau hanya tercecer dan jatuh di bawah rak rotan, tentu masih dalam keadaan lurus tanpa lipatan. Jelas sudah...

Namun dalam hati, aku tersenyum. Alhamdulillaah, emba masih diberi kesadaran untuk mengembalikan yang bukan haknya. Sekaligus memberi pelajaran kepadaku, untuk menjaga harta pemberian suami dan menjaga perasaan orang lain. Mungkin niat buruknya muncul karena keteledoranku menaruh uang sembarangan, sehingga memungkinkan kesempatan dan godaan bagi emba untuk melakukannya. Astaghfirullaah...

24 Juni 2009

Rehat Sejenak dari Angka-angka

Larut, 01.25WIB. Bahkan telah pagi. Aku masih menikmati aktivitasku meski tanpa energi yang utuh. 

Sesekali mendatangi si kecil, kala terdengar rengekannya. Sebentar juga tertidur kembali, setelah kuberikan ASI. Lalu kembali kulanjutkan, menuju PC, dan jemariku mulai menari di atas papan kibor. 

Aku telah berjanji dalam hati tadi; akan kembali meninggalkan jejak sehari-hari berupa tulisan, meski sederet dua deret kalimat. Menulis apa saja, yang penting terus belajar mencari hikmah dari waktu demi waktu. Setelah sekian lama aku absen dari rutinitas ini. 

Sambil rehat sejenak dari angka-angka perhitungan statistik data kuesioner yang cukup membuatku penat. Mencari validitas.... baru sampai tahap ini saja sudah lumayan melelahkan. Namanya juga ibu rumah tangga; terakhir berkutat dengan tetek bengek ini... hampir tujuh tahun yang lalu. Trus.. catatan kuliah sudah entah ke mana; padahal di sana mungkin banyak petunjuk. Kini hanya berbekal satu bendel skripsiku, aku mesti menyusuri rumus-rumus yang mesti kusimpulkan. Angka ini dari mana? Hasil ini menggunakan tabel yang mana?Yang mempengaruhi rata-rata baris ini, jumlah responden apa jumlah butir pertanyaan? Kenapa, ya... butir yang tak valid setelah kuhilangkan; dihitung lagi.. kok yang lainnya jadi ikut-ikutan ngga valid?

:D Hi hi hi... masya Allah....

Yang mengasyikkan adalah; rasa penasaranku yang tinggi. Besok harus kucari lagi caranya!

Sekarang, aku ingin beristirahat dulu. Bergabung dengan pangeran2 dan bidadari kecilku yang lucu. Tadi sempat kunikmati keteduhan mereka kala tidur.

Ah... anak-anakku.... Ummi mesti belajar dan terus belajar. Untuk sabar dan berkepala dingin; ketika menemani kalian saat terjaga. Bila melihat kalian lelap seperti sekarang, betapa banyak penyesalan di relung hati ini. Karena masih sering ada amarah di hadapan kalian.

Nak, maafkan ummi ya... Ummi berjanji; untuk belajar lebih baik lagi menjadi seorang ibu.

Oh ya..., buat mas-ku yang lagi ngga enak badan... Semoga cepat sembuh. Syafakallah... I love you, wish me to become your real "qurrota 'aini" 

Oh ya.. buat bisnisku, semoga lancar & berkah. Tetep ingat tujuan mulia!  Cantik Mandiri



http://cantikmandiri.co.cc

14 Juni 2009

Beberapa Saat Tak Bersamamu

Kamu pasti kangen sama ummi, ya Nak.... Terlihat dari perubahan bola matamu, saat pandanganmu bertemu dengan pandangan ummi barusan. Sudah hampir setengah jam bermain bersama Mas Wafdan & Mas Wafiy sambil nonton Sponge-Bop. Tapi, sebentar ya... ummi lagi tanggung, belum selesai berbenah di sini. Tempat cucian piring penuh!

Nah... Si Mba dateng...., tapi.. tunggu dulu ya Nak! Kamu main dulu, lihat burung di luar sama Mba. Di dorong-dorong ya pake sepeda. Ummi selesaikan dulu meracik  bumbu sekaligus memasak opor. Masakan ini musti ummi sendiri yang pegang, khawatir ada yang protes berbeda rasa; setelah sebelumnya ummi pernah berperan hanya sebagai sutradara masak. Meski sudah diberi instruksi yang memadai, Si Mba yang masak, tapi... rasanya tetap beda. :) 

Cepat sekali rasanya kau kembali. Sudah melihat burung ya? Gimana bunyinya? Bagus kan?  Aduh; kedengarannya kau mulai gelisah. Biasanya jam segini kau sedang asyik bermain-main denganku. Tapi..., nampaknya ummi mesti sekalian menyiapkan sambal goreng kerecek.... Maklum ya, Sayang.... hari libur gini justru ummi lebih sibuk, menyediakan konsumsi untuk enam orang pekerja yang tengah berupaya membenahi bangunan rumah kita. Oh ya... sekalian ummi  menggoreng bakwan. Adonannya sudah jadi dari tadi. Supaya lengkap hidangan makan siang nanti. Tunggu ya.. sabar ya...

Satu jam berlalu.

Wah... tangismu telah pecah. Haus ya...  Sini sama ummi. Biar Mba yang membereskan dapur. Ummi sudah selesai kok masaknya. Hmmmm... sedap kan baunya?

Upps! Kangen ya sama ummi.... Seneng banget sih, girang banget digendong & dipeluk ummi. Yuuk mimik sambil tiduran di kamar... 

Sebentar kemudian, kau sudah tertidur Nak... Lucu sekali wajahmu. Perubahan roman muka bayi menuju kanak-kanak. Usia setahun lima bulan. Pipimu yang halus dan cembung. Bola mata yang bergerak-gerak tertutup kelopak mata yang mengatup. Sesekali tersungging senyum. Pasti kau mimpi indah. Damai sekali... polos... Seribu ciuman pun tak kan membuatku bosan untuk kuberikan lagi dan lagi..

Nampaknya, ummi mesti meralat ucapan ummi tadi.

Ummi yang kangen padamu....., meski hanya beberapa saat tak bersamamu.

09 Juni 2009

Ngajak Teman ke d'bistro



Asyik juga ternyata pergi (Sabtu, 6 Jun '09) bareng teman-teman  yang masih pada lajang. Refreshing, kembali ke masa muda ...! Ada Ito, Reny, and Siti. Berhaha- hihi, tanpa melupakan nilai manfaat dong..

Kita berempat plus Daniya si baby, menghadiri d'bistro, di Gedung Mandiri Syariah lantai 11, Jl. MH Thamrin Jakpus. Lumayan dapat ilmu dan pengalaman dari founder dan juga petinggi-petinggi d-bc lainnya.

Meski masih baru kali ini dateng dan ngajak teman, ternyata kita bisa enjoy dan menikmati acara demi acara yang dikemas secara menarik. Kita yang berada di gedung tersebut terasa cepat banget akrab, serasa sudah pada kenal semua. 

Bahkan, Daniya si kecil aja langsung dapetin sahabat, Yasmin... Beberapa kali Daniya sempet digendong oleh si cantik yang masih bersekolah di TK tersebut. He he.

Hmmm. Alhamdulillah. Nambah ilmu, nambah teman, nambah semangat, dan ... nambah penghasilan...

http://cantikmandiri.co.cc

11 April 2009

Deg-degan


Beberapa hari yang lalu aku mengalami kejadian seru. Kecerobohanku membawa petaka. Detik itu juga aku menghukum diri, untuk bisa menyelesaikan masalah tersebut tanpa sepengetahuan seorangpun.

Hingga dini hari, keringat dingin mulai membasahi kening karena upayaku belum membuahkan hasil. Akhirnya, dengan tawakkal karena telah mencoba beberapa jalan, diiringi dengan do'a dan janji di hati untuk lain kali lebih berhati-hati....

Alhamdulillah...masalah berhasil terpecahkan. Terima kasih Ya Rabb! Lain kali aku akan lebih berhati-hati.

Pagi harinya, seakan tak terjadi apa-apa. Aku bisa tersenyum lega. (Asyik... tak ada gerutu-an dari suami.. :)

Anak-anakku dan hobi mereka




Terlalu banyak untuk bisa dituliskan. Kebersamaan yang indah dengan anak-anak. Anugerah yang luar biasa dari-Nya. 

Daniya kini sudah semakin lincah dalam bergerak dan pandai bertutur kata. Saat ini sedang senang-senangnya menghafal dan menirukan aneka suara binatang. 

"Suara kambing gimana Dhe'?"

"Mbiii...mbiiiii" (Daniya memang sering mengganti vokal e dengan i)

"Kalau ayam?"

"Uk- u - uuuuuuuuk" (maksudnya ayam jago)

"Suara kuda gimana Daniya?"

"Hieh-heh-hehhh" sahutnya lucu.

Daniya juga hobi banget main air. Setiap mandi, sering susah berhenti. Asyik berendam, sambil menampung aliran air kran. Kalau tak dibatasi, wah...khawatir masuk angin.

Wafiy masih asyik dengan gerakan-gerakan kungfu-nya. Setiap selesai ekskul hari Kamis, dan latihan hari Ahad, ia dengan spontan memperagakan gerakan-gerakan kungfu di setiap kesempatan. Sampai kadang-kadang ummi senewen..... Diajak omong, Wafiy ga menyahut karena lagi larut dalam gerakan-gerakan Wushu yang diajarkan oleh master-nya.

Wafiy juga hobi main game. Semenjak dibelikan PSP beberapa waktu lalu, praktis tiada hari tanpa game. Nah... makanya harus dibatasi juga. Dan dibagi jatah main dengan kakaknya.

Wafdan, paling kuat dan betah main game di komputer. Meski PSP juga senang, tapi cenderung lebih sering main game di PC. Sering ummi dan abi menasihati, supaya jangan melulu memikirkan game. Wafdan harus seimbang antara main game dan bermain dengan aktivitas motorik seperti bersepeda. Bahkan abi sering menyuruhnya sepedaan yang jauh. Biar tidak game minded. Dengan santainya Wafdan berkilah: "Mas memang game mania, tapi yang penting juga ranking mania!"

Ah... anak-anakku.... Ummi berharap dan kan berusaha memberikan yang terbaik buat kalian. Contohlah apa yang baik dan benar dari kami, ayah-ibu kalian. Tapi jangan pernah meniru kekurangan, kekhilafan, dan keburukan kami. Kami senantiasa mengharapkan do'a tulus kalian... 

18 Maret 2009

Sehat itu Luar Biasa Nikmat

Kemarin pagi sekitar pukul 10-an, tiba-tiba aku merasakan kepala begitu berat. Seolah dipenuhi air, dan air itu bergolak. "Clenggg! clenggg! clengg!" Aku raba pelan-pelan, untuk memastikan sebelah mana yang menjadi sumber rasa sakit. Nampaknya pas di atas ubun-ubun, rasa sakit lebih terasa. 

Aku jadi bertanya-tanya, gerangan apa yang mengakibatkan sakit kepala ini tiba-tiba menyerang. Apa karena terlalu lama di depan layar monitor? Atau kaca mata yang kupakai tak cocok, karena kaca mata yang biasanya sedang di reparasi? Atau masuk angin? Atau salah makan?

Sambil terus mengingat-ingat, rasa sakit semakin tak tertahankan. Si kecil Daniya pun akhirnya kubawa ke kamarnya, kusediakan mainan-mainan supaya asyik sendiri dan tak terlalu meminta perhatianku, sembari kurebahkan badan di kasur.... Hmmm...rasa sakit di kepala semakin menusuk-nusuk, malah ditambah mual sekarang.

Akhirnya kupejamkan mata, dan sebentar kemudian Daniya menghampiriku ikut-ikutan berbaring hingga kami pun ketiduran selama hampir 3 jam! Dalam tidur siang itu, karena mungkin dalam keadaan tak enak badan, mimpiku juga nggak jauh-jauh dari rasa sakit. Mimpi pusing kepala ngga sembuh-sembuh. Dan ketika terjaga dari tidur, memang kepala ini masih beraaaaat, dan perut semakin mual. Ditambah badan lemas dan gemetaran. 

Astaghfirullah... Ternyata mendapat ujian kecil seperti ini saja sudah merasa menderita, dan tak berdaya. Padahal baru beberapa waktu yang lalu aku sehat bugar dan banyak agenda yang akan kujalankan. Termasuk berkumpul dengan teman-temanku siang ini untuk sebuah kegiatan sosial. Betapa lemah ya kita sebagai manusia. Hanya bisa berencana dan ketika mau melakukannya, ternyata rasa sakit menghalangiku untuk melaksanakan rencanaku tersebut. 

Aku memutuskan mengkonsumsi obat penghilang rasa sakit kepala dosis rendah, sebagai ikhtiar untuk kesembuhanku. Sebentar kemudian justru mualku tak tertahan lagi, hingga aku muntah-muntah sebanyak dua kali. 

Nampaknya aku benar-benar tak bisa menghadiri pertemuan dengan teman-teman yang sudah direncana beberapa hari sebelumnya. Kutelepon salah seorang teman, mengabarkan kondisiku, dan ia pun maklum kalau aku tak bisa ikut serta dalam pertemuan ini. Ia pun sanggup meng-handle tugasku sementara. (Makasih Bu Eni... enaknya punya temen baik)

Menjelang sore, berangsur-angsur sakit kepalaku menghilang. Badanku pun tak lagi lemas, rasa mual seketika hilang entah ke mana.

Tiba-tiba aku merasa begitu sehat...fresh! Aneh, tapi Alhamdulillah.... 
Ujian sakit yang tak terlalu lama ini benar-benar memberiku kesadaran, betapa rasa sehat itu amat sangat luar biasa nikmat! 

So, kucoba mengisi kesehatan ini untuk kegiatan yang lebih bermanfaat. Introspeksi diri, jangan-jangan banyak waktu yang kulewatkan untuk hal-hal yang kurang atau bahkan tak penting....

Sementara aku masih bertanya-tanya....apa ya, yang menyebabkan aku kemarin sehat, tiba-tiba sakit trus tiba-tiba sehat lagi? Allahu a'lam.

02 Maret 2009

Hilangkan Gundahku dengan Bersyukur


Alhamdulillah. Setelah beberapa hari aku lesu, perlahan semangat ini mulai bangkit. 

Tak selamanya kemauan kita adalah kebaikan. Memohon kepada Allah Yang Mahatahu, apa yang terbaik buat ku.

Menenangkan gejolak kalbu, dengan banyak-banyak mengingat, menghitung...betapa ni'mat Allah SWT begitu melimpah. Bahkan tak terhitung...

Jadi, meski kegelisahan dan gundah tengah melanda, hati bisa bersabar. Dibandingkan dengan keinginan yang belum tercapai, sesungguhnya ni'mat yang Dia berikan jauh lebih banyak.

Hidup ini indah, karena kasih sayang Allah SWT.

18 Februari 2009

Cabut Gigi Tak Sakit


Kebanyakan orang ketika sakit gigi dan direkomendasikan untuk dicabut giginya, akan lupa atau pun malas menjalani tindakan "eksekusi" tersebut saat keluhan rasa sakit telah hilang. Padahal, gigi yang sudah divonis untuk dicabut itu, nantinya akan terus bermasalah.

Biasanya, pertama kali datang ke dokter gigi, kita sedang dalam keadaan sakit. Hal ini diakibatkan adanya infeksi atau radang yang menyebabkan rasa ngilu pada gusi. Terkadang disertai pembengkakan gusi dengan kandungan nanah didalamnya. Dokter akan memberi obat untuk menghilangkan infeksi dan rasa sakit itu terlebih dahulu. Dalam jangka waktu beberapa hari kemudian, tindakan pencabutan gigi baru bisa dilakukan. Nah...karena rasa sakit telah hilang, kita akan enggan untuk dicabut. Biasanya karena: takuuuut!

Sebagaimana yang aku alami. Sudah setahun lalu, ada masalah dengan gigi geraham paling ujung kiri bagian atas. Gigi sudah keropos, dan permukaannya menjadi tajam-tajam tak beraturan. Kadang-kadang terasa sangat ngilu ketika kemasukan potongan kecil makanan. Dokter menyarankan untuk dicabut saja, karena geraham dalam tersebut tidak banyak membantu proses pengunyahan makanan; namun keberadaannya justru sering menampung banyak kuman.

Berdasarkan informasi dari dokter, kasus seperti ini sangat banyak terjadi. Geraham bagian dalam memang gigi yang paling sulit terjangkau oleh sikat gigi, bahkan oleh alat kesehatan gigi lainnya. Hal ini menyebabkan kuman masih tetap bisa bersarang di daerah tersebut, sementara gigi yang lain bisa dibersihkan dengan baik. Sehingga geraham dalam paling mudah keropos oleh kuman.

Dokter lalu menyarankan aku untuk difoto rontgen gigi, supaya dapat diambil tindakan yang lebih tepat bagi gigi yang bermasalah, sekaligus untuk memeriksa kondisi gigi yang lain.
Waktu itu, aku segera menuju sebuah laboratorium di daerah Matraman untuk melakukan foto rontgen gigi, dan menjalani minum obat penghilang radang dan sakit. Nah…benar saja. Saat rasa sakit tak lagi muncul, aku jadi lupa dan enggan untuk balik ke dokter gigi. Takut dan ngeri sekali untuk dicabut giginya!

Baru beberapa hari lalu, kembali aku merasakan ada ngilu-ngilu di bagian gigi yang dulu pernah sakit. Saat kuraba dengan lidah, wah…gawat! Terasa gigi semakin keropos.

Khawatir akan dampak buruk menyimpan kuman dalam gigi yang keropos, apalagi banyak cerita seram tentang sakit gigi yang tak ditangani secara serius hingga merembet ke syaraf lainnya…., dengan tekad bulat aku kembali mendatangi dokter gigi yang dulu. Harus berani di “eksekusi” demi kenyamanan dan menghindari efek jangka panjang.

Setelah menjalani ulang rontgen gigi di tempat yang sama dan minum obat plus antibiotika selama empat hari, aku kembali melangkah menuju poliklinik gigi di kantor suami. Gigi harus dicabut!

Subhanallah….ternyata tak se-ngeri sebagaimana cerita banyak orang dan bayanganku sendiri.

Semula, dokter menyuntikkan cairan bius pada gusi di bagian gigi yang hendak dicabut. Nggak sakit, seperti tertusuk duri ikan. Baru proses pencabutan dilakukan. Meski agak susah karena posisi gigi berada di bagian dalam mulut, akhirnya…alhamdulillah…berhasil juga dicabut!

Mungkin karena kesiapan mentalku sudah bulat (berbekal doa & tawakkal), suasana nyaman di poliklinik yang bersih dan tenang, ditambah drg. IG. A. Heni yang ramah, baik dan menenangkan…sangat professional…

So, teman-teman jangan takut cabut gigi ya.. Nggak sakit kok...

17 Februari 2009

Wafiy & Kungfu Wushu


Hari Kamis pagi, Wafiy begitu ceria. Senang sekali karena hari ini ia akan mengikuti untuk ke dua kalinya kegiatan ekskul. Setelah satu semester menunggu (semester satu anak-anak kelas 1 wajib ekskul calistung), akhirnya terwujud keinginannya untuk menjadi peserta ekskul: Kungfu Wushu.

"Banyak orang menyamakan Wushu dengan Kung Fu. Padahal tidak sepenuhnya pendapat tersebut benar. Wushu, yang beberapa tahun terakhir mulai popular, adalah “anak” dari berbagai aliran kungfu tradisionil. Wushu diciptakan dari kombinasi gerakan berbagai aliran kungfu. Jadi wushu merupakan suatu gerakan-gerakan yang telah distandarisasikan. Wushu lebih menonjolkan aspek oleh raga, keindahan, akrobatik, dan untuk tujuan show/pertunjukan. Gerakan-gerakan wushu bukan dimaksudkan untuk aspek bela diri."
(selengkapnya baca di sini)

09 Februari 2009

(Mie Instan) Makanan Surga


Mayoritas anak-anak menggemari mie instan. Selain menyajikannya cepat (mereka tak lama menunggu); rasanya juga sangat nikmat. Hal ini disebabkan oleh bumbu penyedap yang mendominasi cita rasa mie instan.

Sayang sekali, kelezatan rasa dari mie instan tak diimbangi dengan nilai gizi dan manfaat yang bisa diperoleh dengan mengkonsumsinya. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa mie instan bukanlah makanan yang baik untuk dikonsumsi secara rutin atau pun berlebihan. Bahkan kalau dikonsumsi secara kadang-kadang pun, akan lebih baik bila mengkonsumsi selain mie instan bila ada. Pendek kata, mie instan adalah makanan yang "terpaksa" dikonsumsi, bagi orang-orang yang memperhatikan benar masalah kesehatan.

Untuk itu diperlukan sikap tegas dari orangtua dalam membatasi konsumsi mie instan bagi buah hati mereka. Selain kita berikan pengertian, kita pun memberikan contoh senantiasa mengkonsumsi makanan sehat di depan mereka. Memang anak-anak biasanya merajuk agar bisa menikmati mie instan yang enak tersebut. Kalau sangat terpaksa, kita mesti berusaha meminimalkan bahaya yang mungkin ditimbulkan dari zat-zat pengawet dan penyedapnya.

Sebaiknya air rebusan mie instan kita buang. Sedangkan untuk kuahnya memakai air mendidih yang lain (misal dari termos, atau merebus lagi sementara mie ditiriskan). Untuk bumbu penyedapnya pun cukup diberikan separo dari takaran kemasan, lalu ditambahi garam secukupnya. Sebisa mungkin kita tambahkan sayuran semisal: tomat, brokoli, wortel, dsb. Sehingga sembari anak makan mie instan, kita masukkan pula vitamin-vitamin penting ke dalam tubuhnya. Insya Allah lebih aman. Dan setelah kupraktekkan, ternyata soal rasa pun tak pernah mendapatkan komplain dari anak-anak meski memakai bumbu separo.

Bagi yang hobi mencoba, bisa membuat mie sendiri. Jadi, bebas pengawet & penyedap.
Ada lho, cara membuat mie sendiri (dikirim oleh: Siti Handayaningsih)

Bahan Resep:1 gelas tepung terigu, 2 butir telur, tepung sagu secukupnya untuk membantu penggilingan, air mendidih di panci untuk memasak mie.
Cara membuat:
  1. Telur dikocok sampai bercampur, masukkan tepung terigu dan uleni hingga tidak lengket. diamkan 10 menit buat bulatan atau lonjong agar mudah untuk digiling

  2. Agar tidak lengket gulingkan di tepung sagu, lalu giling dengan alat penggilingan untuk menipiskan adonan dari nomor 1 dahulu lalu no 2 hingga no 6., setelah tipis baru di alat penggilingan untuk mie.

  3. Setelah berbentuk mie, langsung di rebus di air mendidih selama 3 menit, angkat dan cuci dengan air dingin, tiriskan.

  4. Baru deh mie siap dimasak apa saja.
Mie bisa di simpan dengan tupperware di kulkas dan tahan selama 1 minggu.

Saking susahnya mendapatkan mie instan sebagai makanan sehari-hari, anakku bertanya: "Di surga bisa makan indomie nggak ya?"
Lalu kujawab: "Insya Allah bisa, dan boleh makan sepuasnya"

05 Februari 2009

NaSi GoReNg UmMi

Anak-anak, terutama Wafdan amat menggemari nasi goreng. Yang lebih menyenangkan, Wafdan paling suka nasi goreng buatan ummi. Tak bosan-bosannya ia berpesan: "Ummi, kiriman makan siangnya nasi goreng aja ya!"
Alhamdulillah. Padahal ummi memasaknya biasa saja, malah tak pernah memakai penyedap makanan sebagaimana yang biasa ditambahkan pada nasi goreng yang dijual. Menurut Wafdan, nasi goreng ummi selain sedap, juga tak pedas.
Beda dengan nasi goreng yang dijual. Beberapa kali Wafdan pesan supaya tak pedas, eh...kenyataannya tetep dikasih cabe juga oleh kokinya. Pernah juga Wafdan pesan nasi goreng sea food di sebuah resto ketika buka puasa Ramadhan lalu, pas giliran makan...katanya: "Rasanya asin doang..." Akhirnya abi & ummi terpaksa membujuk untuk menghabiskannya. Takut mubadzir.
Untuk itu, ummi dengan senang hati membuatkan nasi goreng buat anak-anak. O, ya.. memang ada satu bumbu spesial supaya masakan ummi enak. Yakni...:'perasaan sayang' ^_^
Bahan:
2 piring nasi putih (jangan terlalu lembek)
2 sdm minyak goreng
Bumbu:
2 siung bawang putih, dimemarkan
2 bawang merah
1 sdm garam
2 sdm kecap
Daun bawang dipotong kecil-kecil
Bahan pelengkap:
1 potong daging ayam rebus disuwir-suwir
2 bakso sapi besar, dipotong kecil-kecil
1 sosis sapi dipotong kecil-kecil
1 butir telor ayam
Proses memasak:
Panaskan minyak goreng, masukkan irisan bawang merah disusul bawang putih yang sudah dimemarkan. Setelah wangi, masukkan suwiran ayam, bakso, sosis, dan daun bawang sambil terus ditumis. Pecahkan satu butir telor, diamkan sejenak lalu diaduk-aduk.
Masukkan nasi putih, aduk-aduk, sambil dibumbui garam dan kecap. Aduk terus hingga rata dan matang.
Nah, siap disajikan dengan taburan bawang goreng dan telor dadar/mata sapi.
Hiasan fleksibel, bisa: selada keriting, timun, tomat, seledri...atau sesuai selera.
Yummy!