22 Desember 2008

Penerimaan Rapor



Menerima laporan perkembangan anak dari guru/ wali kelas menjadi sebuah momen yang perlu dipentingkan. Karena pada saat itu, kita akan mengetahui sisi-sisi anak kita yang bisa jadi memiliki persamaan atau juga perbedaan dalam pandangan kita dengan pandangan gurunya. Untuk itulah Sabtu yang lalu, aku dan suami menyempatkan diri dan menjadikan prioritas acara pembagian rapor semester 1 di sekolah Wafdan & Wafiy. Meski dalam hati, kami yakin insya Allah tak ada hal-hal yang luar biasa perlu ditangani dalam perkembangan anak-anak kami. Sejauh ini dalam pengamatan kami, Wafdan & Wafiy berada dalam kondisi perkembangan yang wajar, baik dari segi akademis, emosional, motorik juga sosialisai dengan lingkungannya. Alhamdulillah.

Aku dan suami menuju kelas Wafiy terlebih dahulu. Di usianya yang kelas 1 SD ini, Wafiy nampak selalu nyantai dalam menjalani hari-hari sekolah, baik dalam bergaul dengan teman-teman maupun dalam menerima pelajaran. Seperti tak pernah ada beban fikiran. Tidak pernah mengeluh dan tidak pula merasa senang sekali. Biasa-biasa aja... Dan hasil rapornya pun, meski dibilang bagus, namun dalam peringkat di kelasnya ya... biasa-biasa aja...peringkat 14. He..he.. ^_^

"Yang penting kamu menjalani ini dengan riang, Nak... Memang harusnya seperti itulah masa kanak-kanakmu. Belum saatnya dibebani fikiran berat. Bermainlah dengan riang-gembira. Kelak bila tiba waktunya, kan tumbuh rasa tanggungjawab untuk menghadapi duniamu..."

Nah, seusai mengambil rapor & mendengarkan beberapa hal mengenai perkembangan Wafiy di kelasnya, kami menuju kelas 3A. Di kelas sulungku ini, selain meminta informasi perkembangan Wafdan, kami dan wali kelas berikut guru kelasnya juga membahas mengenai kondisi pergaulan anak-anak dan juga beredarnya kata-kata buruk di kalangan mereka. Insya Allah semua pihak akan memperhatikan dan ikut menanganinya.

Untuk prestasi Wafdan, Alhamdulillah. Masih berada di peringkat 1 untuk nilai rapornya seperti waktu-waktu sebelumnya. Wafdan memang sekolah dengan usia matang, karena ia lahir di Bulan Desember. Wafdan juga sedikit berbeda dengan Wafiy. Untuk urusan pelajaran dan tetek bengek persekolahan, Wafdan cenderung serius, kadang-kadang ada panik dan khawatirnya. Aku dan suami kadang geli. Wafdan kayak mikirin sendiri kondisi dunia. He-he. Malah suamiku pernah berkata kepadanya: "Wafdan, Abi pengin sekali waktu Wafdan nggak dapat ranking di kelas. Tak mengapa. asalkan Wafdan bisa lebih ceria seperti anak-anak yang lain...."

Ah..., anak-anakku... Semoga Allah SWT senantiasa menganugerahkan yang terbaik buat kalian. Amin.

19 Desember 2008

Mas...., tolong berbicara yang baik!


Beberapa hari ini Mas Wafdan, sulungku memiliki banyak perbendaharaan kata baru. Sayang sekali, kata-kata baru yang gemar diucapkan tersebut kata-kata yang berkonotasi negatif, menjurus kepada kata-kata jorok.

Untungnya, ketika mengucapkan kata-kata tersebut jelas nampak dari ekspresinya bahwa ia tidak mengetahui maknanya. Sehingga dapat aku simpulkan bahwa ia tidak dengan sengaja ingin menyampaikan hal-hal jorok.

Secara perlahan kuajak dia bicara. "Mas dapat kata-kata itu dari mana?" tanyaku. Ia menyebutkan sebuah nama. Seorang teman sekelasnya. Selidik punya selidik, ternyata anak tersebut malah sudah mengajarkan secara tak langsung kepada teman-temannya banyak lagi kata-kata buruk dan tak senonoh. Astaghfirullah!

"Mas Wafdan tahu artinya?" tanyaku kemudian. Wafdan tersenyum-senyum.
"Kata si 'Z', ini...dan ini...." jawabnya. Meski arti yang dimaksudkan dari kata-kata yang diucapkan tersebut tidak tepat, toh anak-anak ini memaknainya dengan maksud yang negatif pula. Wah...sudah mulai nggak beres nih. Kalau terus didiamkan, bisa jadi lingkungan sekolahnya menjadi tidak kondusif dengan munculnya kata-kata buruk dan imbas sikap yang negatif.

Aku memutuskan untuk segera mengkonsultasikan dengan wali kelasnya, supaya kami bisa mengatasi masalah ini dengan penanganan yang bijak dan tepat. Karena anak-anak perlu mendapatkan bimbingan mengenai sopan-santun berbicara.

Perlu kita tanamkan, tak hanya kepada anak-anak kita. Kepada siapa saja, perlu disosialisaikan “Salamatul insan fi hifdzil lisan” keselamatan manusia tergantung pada lisannya.

Kita semua tentu mengetahui bahwa lisan, ucapan seseorang memiliki hubungan yang erat dengan jiwa kepribadiannya. Ucapan yang keluar dari mulut seseorang juga memiliki dampak luar biasa bagi kehidupan diri dan lingkungannya.

Ia bisa menjadi sangat berbahaya, berdampak sosial luas ketika digunakan untuk berkata kotor, dusta, adu domba, fitnah, menyebar isu bohong, ghibah, menghasut, profokasi... Ucapan-ucapan buruk tersebut dapat menyakiti hati seseorang dan mencemarkan nama baik plus menjatuhkan martabatnya.



“Tatkala aku di-Mi’raj-kan, aku melewati suatu kaum (di neraka) yang mereka memiliki kuku-kuku dari tembaga. Dengan kuku-kuku tersebut mereka mencakari wajah dan dada mereka. Maka aku bertanya kepada Jibril : “Siapa mereka itu, wahai Jibril?” Jibril menjawab : “Mereka adalah orang-orang yang (ketika di dunia) memakan daging manusia (berbuat ghibah) dan melanggar kehormatan manusia.”
(HR. Abu Daud. Dishahihkan Asy Syaikh Albani dalam Shahih Sunan Abi Daud nomor 4082. As Shahihah nomor 533).

Sebaliknya, dengan ucapan yang baik berupa sapaan ramah, nasihat, pujian tulus akan membawa ketentraman bagi jiwa pengucapnya maupun bagi yang mendengarkan. Ucapan yang baik akan mendatangkan kebaikan pula, membawa manusia kepada keselamatan dunia akhirat

Saat ini aku jadi lebih intens memantau kata-kata yang keluar dari mulut Wafdan, juga adiknya. Meski terkesan lebih cerewet..., tak bosan-bosannya aku mengingatkan mereka dan memberikan penjelasan tentunya.

13 Desember 2008

Belajar Berjalan & Berbicara

5 HAL PENTING KETIKA BAYI BELAJAR JALAN

Latihan berjalan implikasinya sangat luas bagi perkembangan psikologis anak. Antara lain dalam sense of autonomy berikut kemandiriannya. Secara bertahap anak memahami, segala sesuatu yang diinginkannya haruslah diusahakan. Nah, agar latihannya berjalan baik dibutuhkan stimulus dan dukungan dari orangtua. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan kala anak sedang belajar jalan seperti dijelaskan dr. Rini Sekartini, Sp.A., dari bagian Tumbuh Kembang Anak, Departemen Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

1. CIPTAKAN LINGKUNGAN AMAN


Kala bayi mulai tertatih-tatih belajar jalan biasanya selain merasa senang para orangtua pun mulai "senam jantung". Bagaimana tidak? Kini si bayi mulai ingin mengenali dunianya yang lebih luas dengan "menjelajah" hingga ke setiap sudut rumah. Mungkin bila dijumlahkan setiap hari entah sudah berapa belas meter jarak yang ditempuhnya.
Keterampilan barunya ini membuat bayi bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Meski sebatas di dalam rumah, "penjelajahan" ini mengundang situasi yang rawan kecelakaan. Contohnya, bagaimana bila tiba-tiba dengan langkahnya yang masih limbung si kecil nyelonong masuk ke kamar mandi yang lantainya licin, atau tiba-tiba menabrak guci besar di pojok ruang yang dapat mencederai dirinya.
Bila terjadi kecelakaan akibat eksplorasinya tentu saja bayi tidak bisa disalahkan. Ia belum tahu benda apa saja dan mana tempat yang berbahaya ataupun tidak.
Menjadi tugas orangtua untuk meminimalkan segala risiko dengan tidak menempatkan barang-barang yang mengundang bahaya di jalur yang akan dilalui bayi. Selain itu, pastikan pula keamanan daerah "steril" bagi bayi, terutama dapur dan kamar mandi karena di kedua tempat ini terdapat banyak hal yang dapat menyebabkan kecelakaan pada bayi.
Selanjutnya, area menuju lantai atas, dapur, dan ke kamar mandi, sebaiknya dilengkapi dengan pintu pengaman berupa pagar pembatas. Kabel listrik yang tak tertata rapi juga sering menjadi biang keladi tersandungnya si kecil yang sedang "asyik" berjalan. Belum lagi kemungkinan sengatan listrik bila kabelnya sudah terkelupas. Oleh sebab itu, aturlah jalinan kabel dengan baik sehingga tak centang perenang.
Biasanya bayi yang sudah mampu berdiri dan berjalan tertarik pada apa saja yang ada di atas meja. Tak heran kalau dalam sekejap kemudian ia akan menarik benda apa saja yang menarik perhatiannya tadi. Guna meminimalkan risiko bahaya, untuk sementara singkirkan taplak meja. Kalaupun ingin menggunakan taplak meja, pilihlah yang ukurannya lebih kecil dari daun meja sehingga tak sampai menjumbai di sisi meja.
Perabot, terutama meja yang bersudut tajam, sebaiknya juga disingkirkan untuk sementara waktu atau akali dengan memasang pengaman sudut. Soalnya, bayi yang sedang belajar berjalan sangat berisiko terbentur sudut meja yang tajam.
Patut diingat, menciptakan lingkungan yang aman bukanlah dengan membatasi ruang eksplorasi bayi. Yang diperlukan bayi adalah pengawasan orangtua sekaligus area yang dapat membuatnya leluasa berjalan-jalan ke sana dan kemari.

2. PILIH SEPATU YANG TEPAT
Sepatu berfungsi melindungi kaki bayi dari partikel dan benda yang bisa mencederainya. Di luar lingkungan rumah, sebaiknya pakaikan sepatu yang dapat menunjang kemampuan bayi berjalan.
Pilih sepatu bersol datar dan lembut untuk memudahkan anak berjalan sekaligus tetap mendapat cukup rangsangan dari bawah. Hindari sepatu dengan pengganjal di bagian lekukan kaki karena akan mengganggu pertumbuhan tulang belulangnya. Hindari juga ujung sepatu yang runcing/menyempit yang membuat ruang gerak jari-jemarinya terhambat.Pastikan sepatu bayi berukuran pas, tidak sempit dan tidak terlalu longgar. Patokannya, lebihkan sedikit (kira-kira satu ruas ibu jari orang dewasa) pada bagian ujung sepatu. Pilih model dengan tali/kancing/perekat yang dapat mengatur kekencangan sepatu secara tepat. Kaus kaki yang akan digunakan juga tidak dianjurkan terlalu ketat karena dapat mengganggu peredaran darah. Pilih bahan katun agar mudah menyerap keringat sekaligus membantu menjaga sirkulasi udara dalam sepatu.
Saat berjalan-jalan di rumah, bayi tak perlu diberi alas kaki. Tanpa sepatu, kaki bayi akan menerima rangsangan-rangsangan dari luar. Kakinya juga akan mendapat tekanan dari bawah sebagai latihan bagi otot-ototnya. Ini dapat mengasah kemampuan koordinasinya menjadi lebih bagus. Berkat tekanan-tekanan pada permukaan telapak kaki, pertumbuhan tulang kaki menjadi lebih baik. Selanjutnya, akan terbentuk kaki yang baik dengan otot-otot yang lebih kuat. Latihan bertelanjang kaki seperti ini sangat diperlukan di rumah mengingat pertumbuhan tulang akan terus berlanjut sampai anak berusia 17-18 tahun.
Untuk menjamin kesehatan dan kenyamanan kakinya, periksa ukuran sepatu secara berkala mengingat pertumbuhan kaki bayi amat cepat, terutama bila ditunjang gizi yang baik. Sepatu yang kekecilan pasti akan membuatnya tak nyaman. Sepatu kekecilan akan meninggalkan warna kemerahan di pinggir jari atau kaki bayi akibat tekanannya dan dapat menyebabkan iritasi.

3. TUMBUHKAN KEPERCAYAAN DIRI


Pada prinsipnya, selama sudah dipastikan tidak ada gangguan saraf atau kelainan otot, anak pasti bisa berjalan. Memang, sih, usia berjalan pada setiap anak bisa berbeda-beda, namun umumnya rentang waktu yang normal adalah usia 11-18 bulan.
Kecemasan umumnya muncul jika setelah berusia 1 tahun, si kecil belum juga bisa berjalan. Atau biasanya sudah bisa berjalan sebentar, tapi setelah itu mogok. Untuk memastikan ada tidaknya gangguan, tentu harus diperiksakan ke dokter. Bila tak ada gangguan, boleh jadi ia butuh rangsangan agar dapat berjalan tepat pada waktunya.
Anak yang mogok belajar jalan mungkin terlena oleh kemanjaan dari orangtua atau pengasuhnya. Contohnya, kelewat sering digendong sehingga anak tak mendapat stimulasi untuk aktif bergerak. Kemanjaan seperti ini memang bisa menghambat perkembangan kemampuan berjalannya.
Sayangnya, sering kali orangtua tidak menyadari kemanjaan yang mereka limpahkan. Contohnya, lantaran kelewat sayang, orangtua khawatir melihat anaknya limbung. Belum sempat anak melangkah, orangtua sudah langsung mengulurkan bantuan. Kalau semua kebutuhan dan kemudahan sudah ada di depan mata, jangan salahkan kalau si kecil jadi enggan belajar berjalan.Keengganan latihan berjalan bisa juga lantaran kurangnya rasa percaya diri. Boleh jadi saat pertama kali belajar jalan, ia terjatuh cukup keras. Baik anak maupun orangtua biasanya jadi jera mencoba dan mencoba lagi. Padahal ketakutan berlebih seperti ini harus dikikis. Secara perlahan orangtua mesti meyakinkan anaknya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Tunjukkan dengan bukti konkret, semisal dengan terus mendampinginya berlatih dan menyediakan lingkungan yang aman.
Agar anak mau berjalan lagi, dibutuhkan stimulus yang dapat menumbuhkan rasa percaya dirinya. Pancing semangat anak dengan sikap gembira tanpa harus memaksa. Gunakan mainan yang menarik agar anak mau mendatanginya. Letakkan agak ke atas sehingga ia perlu berdiri untuk menjangkaunya. Dengan begitu, sedikit demi sedikit, anak tergerak untuk berani mencoba berjalan sendiri, tanpa ditatih atau berpegangan. Kalaupun sampai terjatuh, jangan tunjukkan sikap panik di hadapannya. Perhatikan apakah ia perlu ditolong saat itu juga atau bisa dibiarkan bangkit sendiri. Sikap panik orangtua/pengasuh hanya akan membuat rasa percaya dirinya luntur.


4. PIJAT PERKUAT OTOT KAKI
Selama belajar berjalan, anak mengandalkan otot-otot kakinya untuk menjaga keseimbangan. Dengan rekomendasi dokter anak, orangtua dapat melakukan pijat bayi yang bertujuan menguatkan otot-otot kakinya. Misalnya, dengan cara menelentangkan bayi kemudian minta ia memegang telapak kakinya sambil sedikit didorong. Secara refleks anak akan melakukan gerakan seperti menendang. Latihan yang intens dan tepat terbukti mampu menguatkan otot kakinya.
Tanyakan pada dokter, teknik-teknik pijatan apa yang dapat menguatkan otot kaki. Membawa anak ke tukang pijat tradisional boleh saja asalkan dilakukan dengan hati-hati. Akan lebih baik jika Anda berbekal rekomendasi dokter lalu membawa si bayi ke fisioterapis. Pelajari tekniknya dengan benar. Yang pasti, pijatan yang dilakukan fisioterapis biasanya berlandaskan ilmu yang bisa dipertanggungjawabkan.

5. PERHATIKAN BERAT TUBUH
Sering juga terjadi anak malas belajar jalan akibat kegemukan. Bagi bayi dengan berat badan berlebih, menjaga keseimbangan tubuh jelas lebih sulit. Upayakan agar asupan makanannya seimbang, tidak berlebih dan tidak kurang. Selain itu, fisioterapis dapat membantu bayi dengan program yang tepat. Misalnya dengan teknik mendorong bola besar yang biasa digunakan untuk latihan motorik.

ALAT BANTU BELAJAR JALAN
Beberapa alat diciptakan untuk membantu anak belajar jalan. Prinsip yang tidak boleh absen dari alat ini adalah si bayi tetap perlu ditatih dan menatih. Dengan begitu, setiap kali bayi menjejak ke tanah, maka otot-otot kakinya akan semakin aktif dan kemampuan berjalannya kian terasah.
Nenek moyang kita dulu menggunakan kain yang dililitkan ke dada hingga ketiak bayi. Sisa kain yang menjuntai ke belakang digunakan orangtua untuk membantu mengendalikan keseimbangan tubuh bayi sambil menatihnya. Cara ini tetap aman ditiru hingga sekarang.
Ada juga alat berputar yang bertumpu pada satu poros. Dengan berpegangan pada bilah melintang, secara tidak langsung anak diharuskan untuk berjalan saat mendorong alat tersebut. Atau bisa juga dengan menyediakan hangbar seperti yang ada di pusat-pusat terapi. Intinya, ada satu benda kokoh yang digunakan untuk berpegangan saat keseimbangannya masih labil.
Alat bantu jalan juga dapat difungsikan sebagai mainan, di antaranya kereta dorong. Pastikan dudukan mainan ini cukup mantap sehingga bila anak bertumpu padanya, alat ini tidak mudah terguling. Prinsipnya pun seperti menatih karena bayi "dipaksa" melangkah agar kereta dorong tersebut bisa bergerak.
Yang tidak dianjurkan adalah babywalker karena penggunaan alat ini malah bisa memperlambat kemampuan berjalan si kecil. Posisi duduk dalam babywalker membuat bayi nyaris selalu tersangga sehingga ia tidak cukup terlatih untuk menopang dirinya sendiri. Selain itu, penggunaan babywalker yang berlebihan juga dapat mengakibatkan anak jalan berjingkat/jinjit akibat terbiasa bergerak maju dengan cara mengayuh.

TAHAPAN BAYI BERJALAN
Proses berjalan bayi umumnya dimulai pada usia 9 bulan dengan tahapan berikut:
* Bulan ke-9
Berdiri tegak bila kedua tangan dipegang. Kalau kita biarkan si bayi berdiri (kita hanya pegang kedua tangannya) ia akan berdiri tegak selama beberapa detik di atas kakinya. Ia menahan keseimbangan tubuh yang seluruhnya terletak pada kedua telapak kaki. Berdiri dengan cara demikian hanya sebentar saja dapat dilakukannya karena ia memang belum menguasai keseimbangan badan pada sikap badan tegak lurus.
* Bulan ke-10
Bayi bergayut pada perabot rumah dan mengangkat badan sampai berdiri. Seperti halnya pada perkembangan merangkak, bayi 10 bulan sudah dapat mengangkat badannya sampai sikap "empat kaki". Dari sikap ini ia kemudian bergayut pada perabot dan menarik badannya ke atas sampai berdiri. Dari sikap berlutut atau setengah berlutut, ia melangkahkan sebelah kakinya ke depan, menjejak dengan telapak kakinya dan menarik badannya hingga berdiri.
Berdiri sambil berpegang pada sesuatu. Bila bayi dapat berpegang pada perabot rumah atau benda kokoh lainnya, ia dapat berdiri selama 1/2 menit. Pada sikap ini telapak kaki bukan hanya ujung-ujung jari kaki saja, tapi seluruh alas telapak kaki menyentuh permukaan lantai.
* Bulan ke-11Berjalan ke samping sambil merambat pada perabot dalam rumah. Percaya dirinya tumbuh dengan ditandainya melalui sikap berdiri yang memungkinkan anak memindah-mindahkan berat badannya. Mulai pada kaki kiri lalu pindah ke kaki kanan. Dengan kemampuan inilah anak "berjalan di tempat" atau melangkah ke samping.
Berjalan bila kedua tangan dipegang/ditatih. Bila bayi kita pegang kedua tangannya, ia pun mulai mencoba berjalan. Setelah kakinya melangkah maju, pinggul digerakkan ke depan dan berat badan ditopang oleh telapak kaki. Langkahnya memang masih agak tertahan-tahan, belum mantap dengan kaki terbentang lebar.
* Bulan ke-12
Berjalan jika sebelah tangannya dipegang. Langkah-langkahnya memang belum mantap dan kedua kaki masih terbentang lebar. Anak masih gampang kehilangan keseimbangan hingga orang dewasa masih harus memegangnya dan selalu siap menangkapnya bila ia terjatuh.
* Bulan ke-13 dan seterusnya.
Mulai menjadi "ahli". Kemantapan anak berjalan mulai menunjukkan hasil. Kita akan takjub bila suatu saat dia sudah mampu berjalan dengan cepat. Meski perkembangan setiap anak berbeda-beda, umumnya di usia 18 bulan hingga 2 tahun anak sudah dapat berjalan tegak dengan keseimbangan yang lebih mantap tanpa perlu lagi dipegangi.

Sumber 365 Hari Pertama Perkembangan Bayi Sehat; Theodor Hellbrugge dan J.H. von Wimpffen, ed.; Pustaka Sinar Harapan; 2002

BELAJAR BERBICARA

Berilah tanggapan positif setiap kali bayi mengeluarkan suara.
U ntuk mengungkapkan perasaan, seorang bayi tentu belum bisa "berbahasa" seperti halnya orang berbicara dalam arti sebenarnya. Apa yang bayi ungkapkan lewat suara, apa pun bunyinya, amatlah penting. Karena hal ini berkaitan dengan daya tangkapnya dalam berbahasa. Lebih jauh ini berhubungan dengan proses berpikir bayi dan saling pengertian antara yang berbicara dan diajak berbicara. Bayi ingin dipahami kebutuhannya, sementara orangtua dan orang-orang di sekitarnya berusaha memahami perasaannya lewat suara-suara yang diekspresikan oleh si bayi. Contohnya, lewat tangisan atau suara/bunyi lain yang dikeluarkan seiring bertambahnya usia.
Jika dicermati, suara-suara yang diekspresikan bayi menunjukkan perkembangan kemampuannya berbahasa. Namun perlu dicatat, tak semua bayi akan mengeluarkan suara-suara yang sama pada setiap tahapan usia. Soalnya, perkembangan bahasa, seperti perkembangan lainnya, bisa saja berbeda pada setiap anak. Ada begitu banyak faktor yang memengaruhinya, salah satunya stimulasi.

PERKEMBANGAN BAHASA DARI BULAN KE BULAN

Usia 0-2 bulan
Pada usia ini umumnya waktu bayi "hanya" terpakai untuk tidur. Si kecil menyatakan rasa lapar, ngantuk, dan tak nyaman akibat pipis atau buang air besar lewat tangisan. Namun, di usia ini bayi sudah dapat menangkap suara-suara dari lingkungan sekitarnya sekaligus mulai memberi respons terhadap suara-suara tadi. Tak percaya? Amati saja keseharian si kecil. Ia akan membuka matanya bila diperdengarkan bunyi mainan kerincingan. Ia seolah mencari-cari dari mana suara tersebut berasal. Ini merupakan petanda ia sudah mampu menangkap dan merespons suara. Contoh lain, saat merasa senang/puas usai disusui atau diajak "ngobrol", bayi juga akan mengeluarkan suara-suara tertentu seolah ingin mengatakan "terima kasih" dan menunjukkan perasaan senangnya itu. Namun yang seperti ini biasanya relatif masih sangat jarang.
Bisa saja bayi tidak memberi respons alias diam saja terhadap suara yang ditimbulkan. Mungkin saja ada sesuatu yang tak beres pada pendengarannya, sehingga tidak bisa mendengar atau menangkap suara tersebut.

Usia 3-5 bulan
Di kurun usia ini porsi tidur bayi sudah lebih berkurang. Dengan demikian saat terjaganya jadi lebih panjang. Bayi umumnya sudah merespons ketika diajak bicara atau bercanda dengan mengeluarkan suara-suara vokal seperti "a". Adakalanya si kecil juga mengeluarkan suara-suara seperti orang yang sedang berkumur. Yang pasti, suara-suaranya mulai sering terdengar. Suara-suara tersebut merupakan ekspresi dari rasa senang/gembira yang biasanya dibarengi dengan gerakan anggota tubuhnya.
Hal serupa juga akan ditunjukkan saat ia minta sesuatu. Jadi, responsnya sudah lebih kompleks lagi. Sedangkan ketika mendengar bebunyian dari sekitarnya, bayi akan memberi respons dengan menggerakkan mata atau tubuhnya dan berusaha mencari sumber bunyi/suara tadi. Tak heran ketika diajak "ngobrol", ia terlihat begitu serius mengamati sosok yang mengajaknya bicara.
Tangisan yang ditunjukkan bayi usia ini pun sudah mulai bervariasi. Ada yang melemah, meninggi, tersedu-sedu, dan sebagainya. Orangtua juga sudah dapat membedakan mana tangisan lapar, marah, kesal, mengantuk, manja, dan lainnya. Pendek kata, bayi sudah mampu mengomunikasikan diri dan menunjukkan emosi dengan caranya sendiri.

Usia 6-8 bulan
Di usia ini bayi mulai mengoceh dengan nada yang terdengar berganti-ganti. Kadang dengan nada rendah, nyaring, melengking, dan sebagainya. Jadi, bunyi suaranya sudah terdengar kian beragam dan terdengar cukup jelas pada beberapa suku kata tertentu. Jika diajak bicara ia akan menunjukkan respons senang lewat senyuman diting-kahi luapan kegembiraan dalam bentuk suara-suara. Selagi ber-main sendirian pun ia gemar mengoceh atau mengeluarkan suara-suara.
Makin bertambah usianya, bayi mampu membentuk pengulangan suku kata, di antaranya "ma", "mam", dan "pa". Tak heran kalau bayi usia ini akan lebih mudah mengucapkan panggilan "ma-ma" dan "pa-pa" ketimbang panggilan lainnya seperti "ibu", "bunda", "umi", "ayah", "papi", "bapak", karena masih sulit diucapkan. Selain itu, bayi usia ini juga sudah mulai belajar menirukan suara tertentu, seperti "mam" untuk makan.

Usia 9-11 bulan
Suku kata yang di usia sebelumnya sudah ditirukan, di usia ini akan semakin sering terdengar diulang-ulang. Contohnya "ma-ma" dan "pa-pa" yang merupakan wujud usahanya dalam proses pembentukan kata. Bayi pun sudah mulai merespons komunikasi orangtuanya dalam bahasa sederhana. Contohnya, ketika namanya dipanggil, ia akan menunjukkan rasa senangnya atau dengan menoleh ke arah orang yang memanggilnya. Jika ingin sesuatu, ia sudah bisa mengeluarkan suara-suara yang seolah memanggil atau meminta perhatian orang yang dipanggil-nya.
Karena belum bisa mengungkapkan maksudnya lewat kata-kata, maka rasa kesal dan kecewa akan diungkapkan dengan suara-suara dan nada-nada tertentu. Masih terbatasnya kemampuan si bayi berbahasa, maka untuk memperkuat ekspresi tadi biasanya ia menggunakan anggota tubuhnya.
Di usia ini pun bayi sudah bisa diajarkan untuk menunjuk-kan atau memeragakan lambaian tangan, cium tangan (kiss bye), dan sebagainya. Bentuk-bentuk peniruannya pun semakin banyak, seperti ketika ada orang bersin atau batuk. Begitu juga ketika diminta menunjukkan hal-hal sederhana yang dikenal atau akrab dengan kesehariannya, seperti mata, hidung, rambut dan sejenisnya. Begitu pula bila orangtua melarang sesuatu, bayi akan sejenak memerhatikan wajah orangtuanya kemudian meresponsnya. Di usia ini daya tangkap berbahasanya sudah semakin baik. Keterampilan yang sudah dia kuasainya pun semakin banyak.

Usia 12-15 bulan
Bayi belajar membuat pengertian dengan merangkaikan suku kata yang sudah sering diucapkannya. Misalnya, suatu kali secara spontan ia bisa mengucapkan kata sederhana, seperti "papa". Sedangkan untuk kata-kata lainnya dia sudah bisa menirukannya meski belum tepat dan sempurna, misalnya "adik" jadi "dede".
Selain itu, bayi juga sudah mulai bisa menirukan suara-suara yang dikenalkan padanya. Misalnya suara-suara binatang seperti kucing, anjing, burung, ayam jago, cicak, kambing, dan lainnya yang mudah ditemui di sekitarnya. Bayi pun sudah bisa menirukan suara-suara lain yang belum mempunyai artiluas seperti suara "mbem" ketika melihat mobil.
Ungkapan bermuatan peno-lakan menggunakan anggota tubuhnya juga sudah bisa ia lakukan. Ini merupakan caranya untuk mengomunikasikan perasaannya, selain lewat suara-suara. Perintah sederhana juga sudah bisa ia lakukan. Contohnya, menunjukkan mana bagian anggota tubuh yang kita tanyakan, seperti mata, hidung, rambut, tangan dan lainnya.

BETULKAH BAYI MENGERTI YANG KITA BICARAKAN?
Banyak orangtua merasa heran melihat bayi yang seolah mengerti perkataan orang dewasa. Misalnya, "Adek di rumah saja ya enggak usah ikut Ibu pergi." Sebagai tanggapan, si kecil tiba-tiba menangis keras. Apakah ini berarti ia memang betul-betul mengerti isi pembicaraan tersebut?
Sebetulnya, kalimat yang diucapkan tadi belumlah seutuhnya dapat ditangkap bayi. Bukankah dia usia ini perkembangan kognisinya belum sempurna. Kalaupun ia memberikan respons seolah-olah mengerti maksud kalimat tadi tak lain karena selama ini bayi belajar dari banyak hal. Ia tak hanya menangkap makna sesuatu dari kata-kata saja melainkan juga lewat pengamatannya sehari-hari, seperti dari gerak-gerik atau bahasa tubuh, nada suara, ataupun kebiasaan orang-orang di sekitarnya. Jadi, sangat mungkin si bayi bisa menangkap makna ucapan ibu karena ia sudah mengenali kebiasaan ibunya ketika akan pergi meninggalkannya, semisal dari dandanan dan sebagainya.

TIP MENSTIMULASI BAYI BICARA
Meski bayi belum dapat menangkap bahasa orang di sekitarnya secara utuh, tetapi jangan pernah berhenti untuk selalu mengajaknya bicara. Mengapa? Tak lain karena kemampuan berbahasanya memiliki tahapan-tahapan. Awalnya ia akan menangkap suara-suara yang didengarnya, kemudian belajar menirukan sampai akhirnya mampu mengucapkannya. Semakin sering mengajaknya bicara, maka akan semakin banyak hal yang dapat ia tangkap dan ini akan semakin merangsangnya bicara. Berikut hal-hal yang disarankan untuk dilakukan para orangtua:
* Seringlah mengajak bayi bicara, bahkan sejak usianya belum genap sebulan.
* Jika ia mulai mengeluarkan suara-suara, jangan lupa untuk selalu memberinya hadiah seperti ciuman. Baginya, mengeluarkan suara-suara merupakan sesuatu yang menyenangkan.
* Setiap kali ia menunjukkan kemajuan berbahasa, semisal mengeluarkan suku kata tertentu, kita respons dengan senyuman dan pujian.
* Ketika kita panggil namanya ia memberi respons dengan merangkak menghampiri, maka kita angkat dan gendong dia.
* Selain mengajaknya bicara, kita bisa perdengarkan suara-suara lain seperti suara radio, teve dan sebagainya. Tentu dalam bahasa ibunya sehingga akan banyak membantunya belajar berbahasa. Ingat, bayi yang banyak mendengar ternyata kemampuan berbicaranya lebih cepat terasah.
* Apa pun aktivitas yang kita lakukan bisa kita ceritakan pada si bayi. Anggaplah ia seolah-olah mengerti ucapan kita. Contohnya, saat membuatkan susu, "Sebentar, ya Sayang, mama buatkan susu dulu untuk kamu. Nih, mama isi air dan susunya, lalu mama kocok dan sekarang adek bisa meminumnya." Cara seperti ini akan membuatnya banyak belajar menangkap hal-hal penting yang terkait dengan perkembangan bahasanya.
* Tak perlu ragu untuk mengungkapkan pula apa yang ada di benak kita. Ketika sedang mengajak bayi jalan-jalan dan kita melihat tetangga sedang menyiram bunga, ceritakan saja momen tersebut padanya. "Lihat deh, Tante Ina sedang menyiram tanaman supaya subur dan bagus bunganya."
* Jika ingin bercerita atau mengajarki bayi mengucapkan kata-kata, gunakan pengucapan yang benar. Kalaupun ia salah saat mengucapkannya, segera luruskan dengan ucapan semestinya. Misalnya, mengucapkan kata "cam" untuk "ikan", tetap saja orangtua harus mengucapkan kata yang sebenarnya. Jika tidak segera diperbaiki, lama-kelamaan ia akan punya konsep yang salah.
* Berikan pula stimulasi dengan menyanyikan lagu-lagu, bisa dengan menyanyikannya sendiri atau dari kaset, video, maupun buku-buku bergambar dan sumber lainnya.
* Kalau ia kurang memberi respons saat diajak bicara/diperdengarkan suara, segera periksakan ke dokter. Siapa tahu ada masalah serius pada pendengarannya.


Sumber: milis-nakita

Luka Bekas Cacar

Daniya kecil selepas sembuh dari sakit cacar ternyata memiliki bekas luka di bawah mata kirinya. Waduhh!! Pas di muka...
Untuk itu ummi coba mencari rujukan sebagai ikhtiar penyembuhan luka ini.
Mudah-mudahan bermanfaat bagi yang lain pula. Semoga Allah SWT memberikan kesembuhan. Amin.

Setelah terserang penyakit cacar, biasanya akan meninggalkan bekas luka yang berwarna kehitaman, baik pada wajah atau sekujur badan. Rasanya sangat menggangu penampilan. Tetapi, jangan risau. Ada cara sederhana mengatasinya.Siapkan sebuah jagung yang agak muda, buang kulitnya, bersihkan rambut halus pada jagung, lalu parut halus. Bubuhkan parutan jagung ini pada bagian tubuh yang terdapat pada luka setiap pagi. Diamkan selama 4-5 jam. Lakukan ini selama seminggu. Hasilnya, kulit Anda akan mulus kembali.
Sumber: hanyawanita.com

TIPS MENGATASI BEKAS CACAR AIR
1. 15 gram temulawak segar,
2. 3 ruas jari asam jawa yang telah dibuang bijinya,
3. Tumbuk kedua bahan tadi,
4. Tambahkan 1 sendok makan minyak kelapa,
5. Oleskan ramuan pd kulit yang terdapat bekas cacar air,
6. Lakukan secara teratur
Sumber: safril.wordpress.com

Untuk bekas-bekas yang sampai berlubang perlu dilaser. Tapi untuk bekas yang tidak terlalu dalam, lakukan scrub dua minggu sekali, gunakan krim yang dianjurkan dokter. Pagi gunakan tabir surya non oily. Untuk perawatan di klinik, lakukan terapi enzym dan Face bioherbal untuk menghilangkan bekas-bekasnya.Semoga berhasil.
Sumber: kapanlagi.com

Tasyakuran Milad ke-9 WaFdAn




Dua belas- dua belas- sembilan sembilan. Angka unik yang menandai kelahiran putra sulungku. Ya, tanggal 12 Desember 1999, sembilan tahun silam, Allah SWT menganugerahi kami seorang putera. Kami memberi nama Muhammad Wafdan Hafiy Ar Ramadhan. Lahir bertepatan hari ke-4 bulan suci.

Hari ini Wafdan sumringah. Berangkat ke sekolah diantar segenap penduduk rumah. Biasanya Wafdan berangkat ke sekolah bersama Wafiy hanya diantar oleh ummi. Hari ini abi, ummi, Dhedhe' Daniya, bahkan mbak Neni pun turut serta ke Al Jannah. Karena hari ini Wafdan menyiapkan beberapa bingkisan tasyakuran untuk teman-teman di ultah-nya yang ke-9. Jadinya, ummi & mbak Neni ikut datang ke kelas membawakan bingkisan-bingkisan tersebut.

Bukan maksud hati ummi untuk berhura-hura di ultah Wafdan kali ini. Memang mungkin di keluarga kami yang membiasakan diri hidup sederhana, perayaan ultah rame-rame bukanlah sebuah tradisi yang lazim. Kali ini Wafdan hanya membagi-bagikan bingkisan tersebut untuk teman-teman dan wali kelas, guru kelas, dan guru shadow di kelas 3A. Bagi kami, acara seperti ini pun sudah lumayan istimewa (meski bagi yang lain, termasuk teman-teman Wafdan, mungkin acara ini sederhana banget).

Abi & ummi hanya ingin membuat Wafdan mengerti, kami menyayanginya. Sesekali mengadakan tasyakuran ultah, namun... juga ditekankan bahwa tidak mesti harus selalu rutin merayakan dengan cara yang sama. Yang terpenting adalah mengajak Wafdan senantiasa memaknai perubahan usia dari waktu ke waktu. Wafdan akan semakin besar, beranjak remaja, dewasa, dan seterusnya.... Akan dihadapkan dengan tanggung jawab sebagai insan hamba-Nya.

Berharap, semoga Wafdan menjadi orang yang memberi kemashlahatan bagi semua. Hamba yang sholih dan diridhoi-Nya.

"Moga 'kau bisa menjadi teladan yang baik bagi adik-adikmu (khususnya), ya Nak..."
Amin.





11 Desember 2008

Sup Daging Sapi "UkHuWaH"




Siapa tak kenal dengan Bude Ryan di perumahan kami? (ada juga kok yang gak kenal he-he)
Ibu yang satu ini memang baik banget, hingga kebanyakan orang-orang yang tinggal di sekitar rumahku kenal akrab dengannya. Orangnya ramah, toleran, solidaritasnya tinggi banget, kadang-kadang heboh dengan ketawanya yang khas: ...."Kik.kik.kik.ki.ki..ki...ki......." begitu kira-kira bunyinya.


Kami tak hanya kenal dengannya, tapi merasa dekat dan akrabb. Subhanalloh... inilah nilai plus yang bisa dicontoh dari sikap Bude Ryan yang penuh empati kepada orang lain, hingga menimbulkan ukhuwah yang indah di antara kami.
Bude Ryan berbagi resep sup kambingnya yang uenaaak.....sekali. Hanya saja, karena waktu itu yang kami miliki di rumah adalah daging sapi, maka aku mencoba mempraktekkan resepnya dengan daging sapi. Ternyata nggak beda jauh kok rasanya.


Bahan-bahan:
Daging sapi dipotong sesuai selera
Biji pala
Jahe
Daun bawang
Daun jeruk
Bawang merah goreng
Garam & gula pasir secukupnya


Bumbu Halus:
Bawang putih
Lada


Proses Memasak:
Rebus daging sampai empuk. Memarkan jahe dan pala, masukkan ke dalam rebusan daging. Tambahkan pula daun jeruk beberapa lembar. Masukkan bumbu halus yang sudah ditumis sampai wangi. Tambahkan irisan daun bawang. Beri garam & gula pasir secukupnya. Setelah matang, matikan api dan taburi dengan bawang goreng.


Nah... bila dinikmati sebagai lauk atau digado panas-panas; alhamdulillaah.... nikmat sekali.

04 Desember 2008

Selamat Berjuang


Anak-anakku sayang... semoga Allah SWT senantiasa menganugerahkan cinta-Nya buat kalian. Hingga kalian tumbuh menjadi insan-insan yang memberi kemashlahatan. Menjadi orang yang berbudi pekerti luhur...

Betapa khawatirnya Ummi dengan keadaan kalian kelak, bila menyaksikan zaman telah diwarnai dengan beragam kemaksiatan. Merosotnya nilai-nilai moral dalam segala aspek. Kedzoliman telah begitu nyata. Kemunafikan, kesombongan, kekikiran, kedengkian, dan....berjuta-juta lagi kejahatan banyak kita temukan. Semuanya dilakukan dengan bangga.

Dalam tumbuh kembang kalian, waktu demi waktu akan dapat kalian saksikan, temukan, dan rasakan. Semoga kalian tetap berada dalam bimbingan-Nya. Sehingga dengan carut marutnya muka dunia akan kejahatan, tak akan menjebak kalian dalam kesesatan.

Anak-anakku...,
dari begitu banyaknya kejahatan dan kemaksiatan yang kita saksikan kini; jangan pernah putus asa. Yakinlah bahwa masih ada pula banyak insan yang merindu kebenaran hakiki. Orang-orang yang berjuang untuk berjalan pada koridor yang diridhoi Allah SWT. Mereka lah saudara-saudara kita yang senantiasa bersusah payah untuk meraih hidayah. Mencari cinta sejati, rela mengorbankan apa yang mereka miliki demi meraih ridho Illahi.

Anak-anakku..,
perjalanan yang 'kan kalian lewati begitu penuh liku-liku perjuangan. Semoga kalian tabah dan pantang menyerah.

Selamat berjuang, anak-anakku. Do'a ummi senantiasa mengiringi langkah kaki kalian.

01 Desember 2008

Rekreasi Tak Mesti Mahal



Yang paling hobi ber rekreasi di keluargaku adalah abi-nya anak-anak. Kami pun akhirnya senang, setiap diajak pergi-pergi untuk refreshing se keluarga.Berbagai tempat kami jelajahi. Dari obyek wisata yang murah-meriah sampai yang lumayan 'dalam' merogoh kantong.

Namun, terkadang kami juga rekreasi gratis. Bersepeda santai, atau sekadar gerak jalan. Kami melakukan biasanya ba'da sholat subuh. Dengan berjalan kaki menyusuri jalanan di kompleks perumahan. Terasa segar sekali karena lingkungan tempat tinggal kami yang masih asri, banyak pepohonan. Alhamdulillah....menyenangkan sekali. Ini biasa kami lakukan Hari Senin - Jumat. Nah, untuk Sabtu & Ahad kami bepergian agak jauh. Kadang, acara belanja pun bisa kami manfaatkan untuk rekreasi.

Yang penting......fresh kembali!
















Ujian Sekolah


Ujian akhir semester sedang dijalani mulai hari ini oleh Wafdan & Wafiy. Ini kali pertama buat Wafiy, yang sekarang baru menduduki bangku kelas satu SD. Sedangkan Wafdan, kelas tiga, sudah terbiasa dengan ujian-ujian di sekolahnya.

Ke-dua anakku ini ternyata memiliki perbedaan sikap dan gaya dalam menghadapi ujian sekolah. Perbedaan mereka terlihat juga dalam menghadapi hal lainnya. Wafiy cenderung lebih nyantai dan easy going. Tak ada beban, dan pengaruh entah ia nantinya bisa apa enggak. Bahkan tak ada bedanya antara hari-hari biasa sekolah dengan hari-hari ujian. Nampaknya Wafiy memang belum terlalu muncul self responsibility dalam dirinya.

Wafdan dari kelas satu dulu, cenderung kepikiran dan akan tenang bila ia merasa sudah selesai membaca materi melalui resume yang dibagikan. Tanpa disuruh dan dikejar-kejar, Wafdan akan dengan kesadaran sendiri mempelajari materi-materi ujian. Sementara, Wafiy harus apa-apa disediakan. Materi-materi dibacakan, sementara ia sendiri kelihatan cuek dan tak mau tahu…..

Usia matang Wafdan memasuki bangku sekolah memang terbukti menunjukkan kematangan sikap juga. Terutama dalam tanggungjawab pribadi. Dari urusan sholat, jam berangkat sekolah, kapan belajar, persiapan sekolah, dan lain sebagainya. Terkadang keseriusannya dalam berbagai hal membuat aku dan suami sedikit khawatir. Bahkan beberapa kali kami mesti mengingatkan dan memancingnya supaya lebih ceria sebagaimana nuansa masa kanak-kanak seharusnya.

Alhamdulillah, sejauh ini Wafdan senantiasa menunjukkan prestasi yang bagus. Dari kelas satu, setiap kenaikan kelas ia berada di peringkat atas. Untuk Dhe’ Wafiy; kami tidak menuntut prestasi akademis yang mulul-muluk. Kami mengikuti gayanya yang nyantai, asalkan tidak lengah. Dunia anak-anak serba indah dan ceria memang masih pantas mewarnai kehidupannya. Insya Allah dengan berjalannya waktu, kesadaran untuk memunculkan potensi dirinya akan terjelang.

Selamat menjalani ujian, Anak-anakku… Semoga Allah SWT membimbing kalian.

19 November 2008

SAYUR LODEH UDa


Meski menggunakan nama UDa, lodeh ini bukan masakan yang berasal dari Padang. Karena, UDa adalah singkatan dari Ummi Daniya (maksain banget).

Bahan:
Terong ungu & hijau 5 buah sedang
Tahu kulit ukuran sedang 10 buah
Kacang panjang satu ikat kecil
Taoge kedele 50 gr
Daun melinjo 25 gr

Bumbu halus:
Cabe merah 8 buah
Bawang merah 5 siung
Bawang putih 4 siung
Kencur 1/3 kelinking
Kemiri 3 buah
Tempe semangit
Garam

Bumbu lain:
Lengkuas, dimemarkan
Daun salam 2 lembar
Cabe rawit 10 buah
Tomat 1 buah, diiris kecil-kecil
Gula jawa
Gula pasir
Santan kelapa

Proses memasak:
Didihkan air kurang lebih 2 gelas. Masukkan bubu halus, lengkuas, daun salam, tomat, dan cabe rawit utuh. Setelah tercium wangi bumbu, masukkan berturut-turut: tahu, kacang panjang, terong, taoge, daun melinjo. Tambahkan gula jawa, dan gula pasir (sedikit sebagai pengganti MSG). Setelah mendidih dan sayuran layu, masukkan santan. Aduk-aduk sampai matang.

Penyajian:
Sayur lodeh dinikmati dengan nasi putih, enak juga dengan lauk tambahan tempe bacem plus krupuk bandung. Hmmmm……

Perhatian & saran:
Biasakan hindari pemakaian MSG/vetsin/penyedap instant; untuk kesehatan kita.

18 November 2008

Mas WaFdAn sembuh.....Dhe' WaFiY kena


Mulai hari Senin kemarin Wafdan sudah bisa tersenyum dan melenggang ke sekolah. Alhamdulillah cacar air nya sudah sembuh. Tinggal bekas bintik-bintik hitam sedikit di sekitar kakinya.
Di muka, punggung, perut dan bagian lainnya sudah menghilang banyak.

Namun oh namun... gantian kini dhe' Wafiy kena. Meski tak separah kakaknya. Bintik-bintik/lesi di badan Wafiy tak terlalu banyak dan tidak se 'merekah' di badan Wafdan. Meski demikian, otomatis Wafiy tidak aku izinkan pergi ke sekolah, meski dalam dua hari ini, setiap aku akan mengantar Wafdan ke sekolah, ia selalu merengek-rengek ingin sekolah.
Sabar ya Dhe' Wafiy sayang....., semoga engkau cepat sembuh.
Ayo berdo'a.....supaya Allah SWT memberi kesabaran & kesembuhan buat Adhe'...

07 November 2008

Ketika WaFdAn 'kena' Cacar Air

Wafdan terlihat mulai sakit kemarin. Hari Senin ketika menjadi bagian dari petugas pengibar bendera, seusai melaksanakan tugasnya Wafdan terlihat pucat. Pak Munji, wali kelasnya lalu membawa ke UKS. Melalui ponsel Pak Munji, Wafdan menghubungiku dan minta dijemput karena badan lemas.
Sesampai di rumah, dan cukup istirahat Wafdan sudah kembali terlihat segar dan nampak nyaman bermain game di komputernya. Tetapi semakin sore, ia terus-terusan mengeluh ketika melihat kemunculan beberapa bintik/lesi mirip jerawat. Ada yang di tangan, di punggung, leher, kaki. Belum terlalu banyak...., tapi sudah menyebar. Aku hanya menduga, "Jangan-jangan cacar air...." tapi buru-buru aku menghentikan kekhawatiran yang belum tentu benar tsb.
Hari ini Wafdan mengaku tak merasa lemas lagi, dan karena bintik-bintik/lesi tak terlalu banyak, aku memutuskan untuk mengijinkannya tetap pergi ke sekolah. Namun jam sembilan kurang, aku mendapat telepon dari sekolah yang meminta agar Wafdan dijemput saja karena diindikasikan ia memang terkena cacar. Supaya tidak menular!... (Kasihan deh anakku....)
Nah..., buru-buru aku searching artikel tentang cacar air. Ada sebuah tulisan menarik dari seorang baik hati di http://www.alwisaja.cjb.net/ yang aku copy-paste. Mudah-mudahan bermanfaat pula untuk yang lain.

PenyebabCacar air disebabkan oleh infeksi virus Varisela Zoster. dr Erik Tapan –salah satu aktivis informatika kesehatan– menerangkan mengapa virus tersebut dinamai Varisela Zoster.
[…] Kenapa disebut varisela zoster ? Karena setelah seseorang mendapat Varisela (biasanya pada anak-anak) jika ia telah dewasa dan daya tahan tubuhnya berkurang (kurang gizi, stress, dll) maka varisela ini akan muncul dalam bentuk Herpes Zoster. […]
Penularannya melalui udara, melalui percikan ludah yang berasal dari batuk atau bersin penderita dan diterbangkan melalui udara atau kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi. Virus ini masuk ke tubuh manusia melalui paru-paru dan tersebar ke bagian tubuh melalui kelenjar getah bening.

Masa inkubasi sekitar 2 minggu. Setelah 2 minggu, virus ini akan menyebar dengan pesat ke seluruh tubuh –kulit– dan menyebabkan timbulnya lesi yang bisa mencapai ratusan jumlahnya.
Mitos dan FaktaBanyak orang menganggap bahwa penyakit ini tidak dapat dicegah dan harus dialami sekali seumur hidup. Hal ini kurang tepat karena penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian vaksin. Walaupun kita terpapar virus penyebab penyakit ini, sistem kekebalan tubuh kita dapat melawan dan bila ditunjang dengan kebiasaan menjaga kesehatan dengan baik maka gejala penyakit ini tidak akan timbul.
Jangan mengira kalau sudah diberi vaksin maka anda akan kebal dari penyakit ini. Pemberian vaksin biasanya dilakukan pada anak berumur 12 bulan, dan vaksin ini hanya bertahan selama 12 tahun. Walaupun sudah diberi vaksin, tidak berarti terbebas dari penyakit ini, vaksin hanya mengurangi resiko dan seandainya nanti terkena biasanya ga berat-berat amat.

Ada yang meyakini bahwa bila sudah terkena cacar air sekali, maka penyakit ini tidak akan timbul lagi selamanya. Kayaknya ini juga tidak tepat. Virus ini akan menetap dalam tubuh dan menimbulkan bahaya laten yaitu Herpes Zoster –atau ruam saraf yang nyeri dan menular– yang bisa muncul lagi sewaktu-waktu. Herpes zoster ini timbul dalam bentuk ruam memanjang pada bagian tubuh kanan saja atau kiri saja.
Ada pula pendapat bahwa mendingan terkena penyakit ini selagi kecil daripada setelah dewasa. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa biasanya gejala yang timbul pada anak-anak lebih ringan daripada orang dewasa. Selain itu juga bekas cacar yang timbul setelah terkena penyakit ini akan lebih mudah hilang. Hal ini pun tentunya tergantung perawatan selama sakit.

GejalaBiasanya orang merasakan gejala seperti demam, panas, pusing, pilek, cepat lelah, lesu, lemah –tipikal gejala penularan virus– dan ada pula yang merasa nyeri pada sendi. Beberapa hari kemudian akan timbul bercak merah, yang bisa berkembang menjadi lenting seperti jerawat –biasa disebut lesi– berisi cairan dengan dinding tipis. Bila dibiarkan, maka lesi ini akan mengering menjadi kerompeng atau krusta. Kemudian setelah mengelupas, akan timbul bercak hitam yang lama kelamaan akan hilang sendiri.
Lesi yang timbul biasanya gatal, bila lesi ini tergaruk maka akan terasa perih/nyeri. Bila lesi ini pecah dapat menimbulkan luka –krusta– yang lebih dalam dan beresiko infeksi bakteri. Akibatnya bekas cacar air akan lebih sulit hilang.

Perawatan Bila Terkena Cacar Air
Sebaiknya penderita penyakit ini dikarantina selama 1 pekan atau hingga semua lenting/lesi yang ada telah mengering menjadi krusta. Kurangi kontak dengan orang lain dan sebaiknya tidak bersekolah atau bekerja untuk sementara. Selama masa ini penderita sebaiknya tetap menjaga kebersihan tubuhnya. Silakan mandi seperti biasa atau menambahkan desinfektan dalam air. Boleh juga dan memperbanyak makanan bervitamin untuk mempercepat pemulihan. Hati-hati saat menggosok badan dengan handuk agar tidak menyebabkan lesi menjadi pecah. Bila terjadi infeksi pada lesi yang pecah, ada kemungkinan mandi malah dapat menimbulkan resiko infeksi bakteri yang lebih tinggi.
Walaupun tidak diberi obat, gejala penyakit ini dapat hilang dengan sendirinya. Ini disebabkan tubuh kita memiliki sistem kekebalan yang akan melawan segala infeksi penyakit. Tapi kita harus memberikan suplai makanan bergizi dan vitamin untuk meningkatkan kondisi tubuh.
Untuk mengurangi rasa gatal pada lesi, biasanya diberi bedak atau lotion dengan menthol atau calamine. Kemungkinan dokter akan meresepkan antihistamin yang juga untuk mengurangi rasa gatal. Ada pendapat bahwa untuk penyakit ini tidak perlu antibiotik atau antiviral. Antibiotik juga biasanya hanya diberikan untuk infeksi bakteri. Masih mengenai rasa gatal, sebaiknya penderita memotong kuku-kuku jari agar mengurangi resiko menggaruk dan kemungkinan infeksi bakteri pada luka bekas lesi.
Resep turun temurun untuk menangani gejala penyakit ini juga boleh diterapkan. Entah kenapa air kelapa hijau sering dianjurkan untuk berbagai penyakit yang ada gejala gatal dan alergi. Banyak yang mengatakan hal ini cukup manjur juga. Minum madu dan telur juga cukup baik karena akan meningkatkan kondisi tubuh penderita.

Tetap Pergi ke Dokter
Penderita sebaiknya tetap pergi ke dokter hingga dinyatakan sehat. Pada beberapa penyakit infeksi virus, sering terjadi penyakit tambahan yang muncul karena kondisi kesehatan kita yang buruk. Selain itu kita sering merasa bahwa badan kita sudah fit padahal penyakit tersebut masih bersarang dalam tubuh kita.
Penyakit tambahan –atau komplikasi– yang mungkin timbul antara lain radang paru-paru (pneumonia), radang otak, radang sumsum tulang, kegagalan hati, hepatitis serta sindrom Reye (kelainan pada otak sekaligus hati). Jadinya, cacar air memang mungkin tidak mematikan, tapi kemungkinan komplikasinya gawat juga.
Bila Keluarga atau Teman Terkena Cacar AirWalaupun ada anjuran karantina, tidak perlu khawatir bila sekali-sekali harus berdekatan dengan orang yang menderita cacar air. Virus akan menular melalui udara bila penderita batuk atau bersin. Selain itu juga kontak langsung dapat juga menyebabkan penularan. Tapi menurut pendapat saya begini…, virus adalah makhluk mikroskopis yang baginya jarak beberapa meter saja mungkin seperti jarak antara bumi dengan bulan bagi kita. Tanpa bantuan angin atau media lain, virus tersebut tidak mudah masuk ke tubuh kita. Ada kemungkinan tangan kita menyentuh suatu tempat yang terpapar virus dan kemudian kita menyentuh wajah dengan tangan kita. Kita dapat mencegah penularan dengan cara menjaga kebersihan terutama tangan dan menggunakan masker wajah bila penderita sering batuk/bersin.
Memperbanyak mengkonsumsi vitamin dan suplemen juga dapat membantu meningkatkan kondisi tubuh kita. Hingga pada akhirnya dapat membantu mencegah gejala penularan berbagai penyakit.
Anda baru bisa merasa agak aman dan kemungkinan tidak tertular bila tidak muncul gejala penyakit ini dalam waktu sebulan. Kalau mau extreme, hindari kontak dengan penderita cacar air selama sebulan untuk menghindari kemungkinan tertular. Jangan lupa, butuh waktu kurang lebih 2 minggu sejak infeksi pertama hingga muncul gejala penyakit.
SanggahanTulisan ini bukan dibuat oleh seorang praktisi kesehatan dan tidak dapat digunakan sebagai referensi. Tulisan ini hanyalah sebuah rangkuman dari beberapa bacaan yang saya baca mengenai penyakit cacar air yang saya alami.
Bahan Bacaan
· Wikipedia - Cacar Air
· CyberWOMAN - Sudah Imunisasi Masih Kena Cacar Air
· Intisari - Haruskah Kita Terkena Cacar Air?
· MLDI - Cacar Air
Saat ini Wafdan sedang istirahat. Nanti insya Allah berikhtiar akan kubawa ke dokter, dan tentunya berdoa semoga Wafdan cepat sembuh ya, Nak...

21 Oktober 2008

Anugerah Indah untuk DaNiYa


Daniya kini memiliki tampilan senyum yang lain. Sejak bermunculan gigi-gigi barunya, dia tetap kelihatan lucu, meski sedikit berbeda. Di rahang atas nampak sebuah gigi besar, dan tiga lainnya masih menyembul sedikit. Sedang di rahang bawah, dua gigi seri terlihat lebih rapi di tengah-tengah.

Alhamdulillah, Daniya sekarang sudah ceria. Berdampak pula pada ummi yang juga menjadi lebih tenang. Mengingat saat-saat kemarin waktu gigi Daniya belum erupsi, tapi gusi udah sangat keras; Daniya nampak kesakitan beberapa hari. Badan anget dan sedikit demam. Ditambah lagi masa-masa itu dia juga terkena flu, batuk & pilek. Sehingga… beberapa hari Daniya nampak lesu, lemah, rewel, dan selalu menyandar di dada ummi.

Sekarang masa-masa ujian itu telah berlalu. Selamat ya Daniya… sekarang engkau sudah memiliki beberapa gigi, anugerah dari Allah SWT yang amat besar manfaatnya. Allah SWT memang sangat sayang kepada kita semua.

Daniya kini bisa mencoba makanan yang lebih padat. Dengan gigi-gigi baru.
Alhamdulillah….

28 Juli 2008

HOME SWEET HOME


Oleh: Ummu Wafdan, Wafiy, Daniya

Alhamdulillah..... hari-hari ummi kini bisa lebih banyak untuk memperhatikan pangeran-pangeran dan peri kecil. Setelah ummi berhenti ngantor di luar rumah, kini ummi ngantor di rumah. Yang sebelumnya dari jam 07.00 - 16.00 beraktivitas di luar rumah, kini lebih banyak di rumah. "HOME SWEET HOME"...


Saat-saat indah ketika menyiapkan suasana maupun segala keperluan & perlengkapan anak-anakku tersayang dalam menjalani waktu demi waktu aktivitas mereka. Terkadang repooooot minta ampun, terkadang panik, terkadang buru-buru, terkadang perlu menahan kerutan di dahi lebih lama, meski terkadang juga asyik-asyik aja. Di sinilah seninya....
Bagaimanapun, ummi senang menjalaninya. Dan yang terpenting, semoga Allah SWT ridho dengan keputusan ummi untuk back to home ini... ^_^

Daniya, my little sweety baby; semakin menggemaskan. Ummi punya banyak waktu untuk bercanda dengannya. Berguling-guling, belajar merangkak, bicara, menyanyi, dan yang utama..... mulai menghafal ayat-ayat suci. Semoga kau tumbuh menjadi anak yang shalihah ya.. Amin.

Mas Wafdan & Dhe Wafiy.... makin sibuk aja dengan sekolahnya. Selalu berangkat dengan riang gembira, dan pulang dengan membawa berbagai cerita seru. Alhamdulillah.... semoga kalian enjoy dengan perjalanan ini...

Abi & Ummi ingin memberikan yang terbaik untuk kalian, cahaya mata...

01 Juni 2008

Rekreasi ke Ragunan

Oleh: Wafdan

"Besok Sabtu kita ke Ragunan yuuuk" kata Abi waktu itu.
Aku berfikir sejenak. Sebenarnya belum lama Wafdan sudah pergi ke sana bersama teman-teman sekolah Al Jannah. Dik Wafiy juga belum lama ke sana dengan teman-temannya TK Robbani. Tapi...demi tidak mengecewakan abiku sayang....
"Oke Bi!" sahutku.
Lagi pula tujuan abi baik sekali lho... Beliau juga ingin menyenangkan keluarga mbak yang sehari-hari membantu berbagai pekerjaan di rumah kami. Kan keluarga embak jarang... atau mungkin malah nggak pernah pergi rekreasi.
Jadilah hari Sabtu kemarin, kami pergi ke kebun binatang Ragunan. Mbak membawa dua anaknya Erni & Hani. Suami embak ngga ikut, karena berdagang minuman di hutan Jambore.
Wah.....jalan kakinya jauuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuh sekali. Mungkin karena areal kebun binatangnya yang luas tak sebanding dengan jumlah satwa yang dipelihara di sana.
By the way...semoga perjalanan ini benar-benar bermanfaat.

02 Maret 2008

AGENDA WAFDAN

Oleh: Wafdan

Sebentar lagi, Wafdan akan menghadapi ALJIF'S COMPETITION. Kegiatan ini rutin diselenggarakan tiap tahun di sekolahku ( Al Jannah Islamic Fullday School) Cibubur Jakarta Timur. Macam-macam perlombaan diadakan dalam acara ini. Ada kompetisi Renang, Lomba Sains, Mewarnai, Tahfizh, Dai cilik, Komputer, Melukis keramik, dll.

Kali ini Wafdan ikut 2 lomba yaitu dai cilik & komputer. Kedua-duanya Wafdan merupakan wakil dari kelas 2A. Bismillah... Wafdan akan berusaha sebaik-baiknya.

20 Februari 2008

RESEP SEDERHANA

Kue Kabin
Entah dari mana asalnya, camilan ini bisa bernama Kue Kabin. Suamiku menyebutnya demikian, ketika aku membuatkan snack ini. Bahan dasarnya adalah Crackers asin, diberi/diisi ragout dan digoreng dengan adonan terigu. Lebih lengkapnya sebagai berikut:

Bahan Utama
1 Pak Crackers Asin (-+ 20 buah)
Minyak goreng

Bahan Isi Ragout
1 buah Wortel ukuran sedang, dipotong dadu kecil-kecil
1 buah Kentang ukuran sedang, dipotong dadu kecil-kecil
2 helai daun seledri dirajang lembut
4 butir merica
1 siung bawang putih
2 sdm susu kental manis
1/2 gelas air
1/2 gelas larutan tepung kanji 2 sdm
1/2 sdt gula pasir
Garam secukupnya

Bahan Pelapis
2 sdm tepung terigu
1 siung bawang putih
Garam secukupnya

Cara Membuat:
Adonan Isi
Haluskan merica, bawang putih dan garam. Panaskan 2 sdm minyak goreng dalam wajan. Masukkan bumbu halus, aduk-aduk hingga harum. Masukkan potongan wortel, kentang dan daun seledri. Beri air secukupnya, tutup wajan hinggawortel dan kentang empuk. Masukkan gula pasir dan susu cair. Aduk sebentar. Masukkan larutan tepung kanji sambil diaduk-aduk hingga mengental. Matikan api, dan sisihkan masakan isi dalam wadah.

Bahan Pelapis
Haluskan bawang putih dan garam. Campur dengan tepung terigu, beri air secukupnya hingga menjadi adonan yang agak kental. Tempatkan dalam wadah.

Siapkan masing-masing 2 buah crackers untuk mengapit adonan isi.
Panaskan minyak, masing-masing dicelupkan ke dalam bahan pelapis, lalu goreng hingga kuning kecoklatan.

Sajikan dengan cabai rawit, boleh juga ditemani dengan teh manis.
Hmmm... lezat..


19 Februari 2008




Alhamdulillah... Daniya tumbuh semakin besar dan sehat. Semoga Allah SWT senantiasa menganugerahkan yang terbaik untuknya.


21 Januari 2008

I hope that today is better than yesterday

Berharap supaya hari ini lebih baik dari kemarin. Terutama dalam mengendalikan emosi.
Wafiy beberapa waktu sekarang, setelah kelahiran Daniya; memang nampak jauh lebih mandiri. Perubahannya cukup drastis, terutama dalam masa-masa menjelang tidur. Sebelum adiknya lahir, Wafiy ngga pernah bisa lepas dariku. jangankan terpisah kamar. Di atas kasur-pun aku harus selalu nempel ke tubuhnya, sambil tangannya memegang rambutku.
Sekarang ini Wafiy sudah menempatkan diri bersama abinya dan Wafdan, menjelang tidur. Paling ia lari sebentar ke kamarku, sekadar nengokin, sambil berucap "Met bobok, Mi..." terus dia balik ke kamar depan. Kadang-kadang malah sekarang giliranku yang merasakan ada yang hilang ... ^_^
WAFIY...UMMI SAYANG KAMU...

Wafdan & Wafiy, keduanya terlihat sayang kepada adik baru mereka. Terutama Wafdan. Ia begitu nampak dewasa di depan Daniya, Si Adik Bayi. Terkadang terlalu khawatir saat mendengar tangisan Daniya. Ia selalu buru-buru memaksaku untuk menolong dan mengatasi tangis Si Kecil. Wafdan juga suka sekali membaca hafalan surat Al Quran di depan Daniya.
WAFDAN...I LOVE YOU TOO ...

Kalau Wafiy kelihatan lebih sering gemez-nya bila ketemu Daniya. Ngga pernah bisa nahan untuk mencium-cium pipi Daniya, sambil mengelus-elusnya...

MY CHILDREN..., I LOVE YOU ALL...

Ummu Daniya

20 Januari 2008

My Days With New Baby Girl

Daniya Ahsani Mufida, my first daughter - the third of my children. Kelahiran putriku ini memberi kisah yang cukup berbeda dibandingkan kelahiran kedua kakaknya.
Lahir melalui operasi SC (Sectio Caesaria). Tanggal 30 Desember 2007 tengah malam, pukul 23.30 WIB. Berat lahir: 3400 gram. Panjang lahir: 49 cm.
Pengalaman pertama lahiran dengan operasi. Ternyata lebih repot dan berat ditinjau dari beberapa sisi. Baik dari rasa sakit yang ternyata lebih lama daripada lahiran normal, pun dari sisi biaya/materi yang perlu dikeluarkan.
Bagaimanapun, inilah jalan yang telah menjadi kehendak-Nya. Semua pasti ada hikmahnya, tak ada yang perlu disesali karena ni'mat dan karunia Allah SWT jauh....lebih banyak.
Alhamdulillah... Ya Rabbi, mohon selalu Engkau bimbing kami menuju keridhoan-Mu. Mohon ampun atas dosa-dosa, khilaf dan kesalahan kami.

Ummu Daniya