30 Desember 2009

Kado spesial dari DaNiYa pada miladnya


Hari ini putriku genap berusia dua tahun. Tak ada perayaan spesial. Karena toh bagi Daniya sendiri, belum membutuhkan perayaan.

Tahun lalu milad Daniya kami rayakan dengan mengundang beberapa teman, tetangga, sebagai sebuah momen untuk mengungkapkan rasa syukur akan kehadirannya di tahun pertama. Dan tentunya perayaan ulang tahun semacam ini bukanlah sesuatu yang wajib untuk diselenggarakan tiap tahun. Justru hakikat rasa syukur itu-lah yang mesti senantiasa tertanam di dalam hati untuk setiap perkembangan anak-anak kita.

Sebagaimana hari ini, alhamdulillah.... rasa syukur melingkupi hati ini. Betapa kehadiran Daniya memberikan kebahagiaan bagi kami. Semua sayang dan merasa terhibur dengan si kecil yang cerdas, lucu, lincah dan pintar ini.

Baik aku, abinya, pun kedua kakaknya; sering terkesima dengan kepandaian Daniya. Bagaimana anak seusia dia telah mampu mengolah kata-kata sebagai hasil analisa berfikirnya. Daniya sangat tangkas menjawab berbagai pertanyaan dengan jawaban yang logis. Banyak hal yang telah kami ajarkan, mampu pula diceritakan dengan bahasanya sendiri. Daniya juga sudah bisa menghubung-hubungkan banyak hal dan peristiwa. Sudah mulai mengenal lawan kata, persamaan kata, bisa membedakan konotasi positif dan negatif...

Subhanallah.... sementara, masih banyak anak seusianya yang baru mulai belajar bicara. Dan Daniya justru sudah hilang cadelnya. Tinggal memperjelas sedikit lagi bunyi huruf R.

Hari ini pun, Daniya sudah berkurang dan nyaris hilang rewelnya. Beberapa hari ini, penyesuaian diri karena disapih. Kali ini dia sudah mengerti dan seolah menyemangati dirinya agar tak tergoda minta ASI. :-) Daniya pun nampak sudah menyayangi calon adiknya. Mengelus-elus perutku sambil berkata: "Sayang... Dhedhe'...."

Justru Daniya-lah yang memberikan kado spesial bagi kami, di hari ulang tahunnya. Terima kasih Daniya sayang.... Mmmmmuah!

Alhamdulillah... segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan amanah si kecil Daniya. Semoga Daniya tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sholihah, mashlahat, menjadi cahaya mata bagi siapa saja yang mengenalnya. Amin.

17 Desember 2009

Anak-anakku Menjelang Khitan


Wafdan beberapa hari lalu genap berusia sepuluh tahun. Perubahan fisiknya mulai terlihat. Raut wajah yang semula selalu khas dengan wajah bocah; kini mulai berubah lebih matang. Biasanya lucu kalau difoto, sekarang semakin nampak serius. Insya Allah, Wafdan sudah siap lahir batin untuk menghadapi khitan next Sunday....

Sementara Wafiy, usianya kini 7 tahun 4 bulan. Tentu masih kental sikap kanak-kanaknya. Selalu enjoy dalam bermain-main, dan tak pernah tertekan menghadapi sekolahnya. Semula aku ragu untuk sekalian mengkhitankan-nya berbarengan dengan Si Kakak. Khawatir belum siap mental. Namun, semakin hari Wafiy semakin menunjukkan kemantabannya untuk sekalian dikhitankan. Bahkan ia sudahmengabarkan rencana ini kepada teman-temannya.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan kepada kalian, Wafdan & Wafiy...
Menjadikan kalian anak-anak yang sholeh dan mashlahat. Amin.

Badut Jalanan


Pagi ini, ketika menemani Daniya bermain bersama teman-teman di depan rumah; kami dikejutkan dengan kehadiran badut dengan kostum Mickey Mouse. Kejutan yang lumayan menyenangkan buat anak-anak seusia mereka. Biasanya kita bisa menemui badut semacam ini di tempat-tempat tertentu semisal Ancol. Nah, kali ini tak perlu jauh-jauh menemui Sang Badut di arena bermain atau di lokasi tempat hiburan.

Semakin mendekat Sang Badut, semakin kelihatan lucu dia dengan topeng Mickey Mouse yang begitu murah senyum. (Padahal kita tak tahu, seperti apa ya... perasaan si pemakai kostum). Anak-anak kecil yang melihat kedatangannya, memberikan reaksi yang beragam. Ada yang berbinar-binar, ada yang ketakutan. :) Sang Badut berhenti di tempat paling banyak anak berkumpul. Bergoyang-goyang dan melambai-lambaikan tangannya.

Daniya nampak berbinar, meski sedikit takut dengan bergerak mundur-mundur, ketika Sang Badut mendekati putriku ini. Perlahan kubimbing Daniya untuk mengulurkan tangannya.
"Salim sama Pak Badut..."ujarku. Dengan ragu-ragu, ia akhirnya mau bersalaman dengan Badut Mickey Mouse. Beberapa temannya mengikuti.

Setelah itu, kusempatkan untuk mengambil gambar Sang Badut bersama anak-anak. Sang Badut seolah bertambah ramah saja. Seakan-akan senyumannya semakin lebar, kutebak dari nada suara yang keluar dari dalam kostum tersebut. Ia pun bergaya dengan melambaikan tangan. Sementara anak-anak yang sudah siap difoto di depan Badut, malah pada kabur.
"Klik!" ketika kutekan tombol kamera, yang tersisa tinggal Angga dan Daniya yang sudah hampir kabur juga. Ha ha ha ... anak-anak tetap saja takut dengan kehadiran mahluk asing diantara mereka, meski lucu....

Sebentar kemudian Badut itu melanjutkan perjalanan, setelah menerima uang sekedarnya dari kami. Ada yang memberi ribuan, ada juga yang recehan entah berapa. Tentunya jumlah yang dia dapatkan tak seberapa....

Hanya saja yang kami tahu, meski sedikit yang dia peroleh, senyumannya tak akan pernah pudar untuk menghibur anak-anak. Semoga dalam hatinya pun, selalu ada senyum ikhlas penuh syukur untuk rezeki yang dia peroleh dengan usaha yang bisa ia lakukan.

Usaha apa pun, daripada sekedar meminta-minta. Saluuut, Badut!