23 Januari 2009

Jam sibuk pagi hari, dan kelalaianku >.<


Kejutan-kejutan pada aktivitas di pagi hari sering kualami belakangan ini. Kurang lebih seminggu yang lalu, saat mengemudikan mobil untuk menjemput Wafdan berenang, aku menyerempet gerobak tukang sayur.

Kemarin pagi, sepulang mengantar Wafdan berangkat sekolah (Wafiy sakit, jadi tak masuk) dengan motor, aku menabrak tukang ojeg yang berhenti mendadak.

Pagi tadi, ketika mengantar suami menuju halte angkutan umum, di tengah perjalanan kami kehabisan bensin motor.

Astaghfirullah... Meski semua bisa teratasi dengan baik, atas izin Allah; namun perlu rasanya aku berintrospeksi akan persiapanku dalam menjalani jam-jam sibuk di pagi hari. Setelah kurenungkan, dan kutarik kesimpulan, barangkali ada andil 'meleng'ku alias kelalaian yang sebenarnya bisa diantisipasi. Entah itu berupa perasaan terburu-buru, melamun, kurang teliti, atau pun hal-hal lain yang sebenarnya bersifat remeh namun kurang kuperhatikan.

Ketika aku menyerempet gerobak Mbokdhe tukang sayur, aku memang terburu-buru. Pengin segera melesat. Jadinya meski Mbokdhe udah mepet ke tepi jalan, eh...sreeeeettt... terasa ada yang menggores body kanan mobil. Kena deh. Mestinya aku yang belum terlalu mahir mengemudikan mobil, bersikap lebih hati-hati. Walau pun merasa udah pas posisinya, ternyata ada bagian menonjol berupa kawat-kawat gantungan dagangan di gerobak Mbokdhe yang menggores mobil yang kukendalikan.

Kemarin dalam perjalanan pulang dari mengantar Wafdan, di pertigaan jalan sebelah kiri ada yang menyapaku sambil melambaikan tangan. Seorang wanita berkaca mata tersenyum. Aku masih berfikir, siapa dia. Setelah aku yakin bahwa itu teman baikku, aku pun melambaikan tangan kiriku, dan memanggil namanya. Eh...tiba-tiba, ojeg di depanku yang semula bergerak stabil mendadak berhenti menurunkan penumpangnya. Jadinya....ciiiiiiit.....aku ngerem mendadak, tak bisa seketika berhenti dan brakkk!!! Nabrak deh. Untung tak terlalu kencang, meski sempat membuat jantung ini seolah mau copot. Dag dig dug.

Buru-buru aku minta maaf ke abang ojeg, yang ternyata langsung melesat dan seolah tak berpengaruh apa-apa baginya. Mungkin ia juga merasa salah, berhenti mendadak. Sambil menenangkan diri, terdengar suara teman yang menyapaku dari arah sebelah kiri: "Bu Fivy...., maaf ya!". He he he, aku tersenyum dan memberi isyarat kepadanya bahwa tak mengapa, everything is okay...

Pagi ini, aku mengantar suami menuju halte di depan Cibubur Junction untuk mencari angkutan menuju Kampung Rambutan. Baru satu minggu ini kantor suami pindah ke daerah BSD Banten. Beberapa kali dicoba berangkat dari rumah bawa mobil; ternyata repot sekali. Macet luar biasa dari depan Perumahan Laguna sampai Cibubur Junction yang berjarak hanya kurang lebih setengah kilo meter, ditempuh dalam waktu satu jam! Hhh... Untuk itu, diputuskan berangkat bersama empat orang teman sekantornya, dengan janjian ketemu di Kampung Rambutan. Masalahnya kini, suamiku harus bisa melakukan perjalanan dari rumah kami menuju ke halte tersebut dalam waktu sepuluh menit. Satu-satunya cara adalah dengan kuantar menggunakan motor. Diharapkan bisa nyelip-nyelip bila keadaan lalu lintas macet.

Nah..., pagi ini aku sudah berperasaan nggak enak. Karena kemarin kulihat tanda hampir habis di alat penunjuk indikator bensin motor. Ketika motor mulai bergerak dikemudikan suamiku, aku berujar: "Eh Mas, bensinnya cukup nggak?" Dengan yakin suamiku menjawab: "Cukuup..."sambil terus melaju.

Eh! nggak tahunya, di depan perumahan Raffles Hills, di mana padatnya kendaraan telah menunjukkan kemacetan yang lumayan gawat; mesin motor tiba-tiba mati. Yah...habis bener deh. Terpaksa aku turun dari motor sambil menggendong Daniya, menyeberang jalan raya menuju pom bensin Petronas yang ada di seberang jalan. Sementara suamiku terpaksa menuntun motor mencari jalan putar balik menuju ke tempat yang sama.

Masya Allah..., beberapa kejadian ini semoga menjadi peringatan bagiku. Untuk memberikan perhatian yang lebih dalam menjalani aktivitas di pagi hari. Lebih teliti dalam merencanakan segala sesuatu, dan harus matang. Meski bukan pekerja kantoran, ternyata tugas Ibu Rumah Tangga perlu dilaksanakan dengan planning yang baik. Kan imbasnya lumayan berpengaruh bagi kelancaran tugas suami dan kegiatan anak-anak.

Tidak ada komentar: