13 Januari 2009

"Adhek Kangen..."

Semalam aku dan suami berbincang mengenai anak kedua kami. Wafiy, menurut pengamatan kami agak berbeda. Meski memang setiap anak dalam sebuah keluarga memiliki karakter yang berbeda satu dengan yang lain, namun kami merasakan Wafiy memiliki jiwa yang senantiasa haus akan perhatian kami. Bahasa tubuhnya-lah yang menunjukkan hingga kami mengambil kesimpulan seperti ini.

Di usianya yang kini enam tahun lima bulan, semakin hari Wafiy semakin suka berdekatan secara fisik kepada kami. Senantiasa memelukku erat-erat setiap ada kesempatan. Demikian juga kepada abinya. Wajahnya akan menampakkan kegembiraan luar biasa ketika kami sekedar memberikan sentuhan. Entah itu mengelus kepala, mencium pipi, memeluk tubuhnya, atau hanya menggandeng tangannya. Ia spontan akan bereaksi memeluk erat tubuh kami, dan seolah tak mau melepasnya.

"Kenapa sih Dhek Wafiy suka sekali 'nguyel-uyel' Umi?" tanyaku... Ia akan tersipu sambil menjawab:
"Soalnya enak sih... Adhek tuh kangen banget sama Umi...". Begitulah jawabannya. Pun demikian bila abinya mengajukan pertanyaan yang sama.

Kami mengamati, bahwa di alam bawah sadar Wafiy, ia senantiasa merasa rindu kepada orang yang disayanginya. Bahkan tak hanya kepada kami sebagai orangtuanya. Kepada adiknya, Daniya; setiap ada kesempatan Wafiy sering bilang 'kangen'. Wahh...melankolis banget ^_^

Aku dan suami sejauh ini baru menarik kesimpulan. Bahwa terbentuknya sikap dan karakter Wafiy yang demikian, karena Wafiy memang sebelum ini merasa kurang mendapatkan kasih sayang dari kami, sesuai kebutuhannya. Ya, Wafiy kutinggal bekerja ketika ia memasuki sekolah playgroup. Kurang lebih tiga tahun lamanya, Wafiy menjalani hari-hari dan menghabiskan sebagian besar waktunya dengan embak pengasuh yang gonta-ganti, disamping bersama teman-teman sekolahnya.

Jadi, di saat kini aku sudah kembali ngantor di rumah, Wafiy seolah tak mau kehilangan dan ditunjukkan dengan bahasa tubuhnya yang selalu nempel. Tak jarang tubuhnya sering ketabrak, atau kakinya terinjak olehku karena tanpa kusadari tiba-tiba sudah 'nggubet', nempel-nempel ke tubuhku, atau memegang-megang rambutku...

Wafiy..., jika memang kau merasa kangen selalu kepada ummi; biarkan ummi mencoba membalasnya untuk menyenangkan hatimu. Moga kau tumbuh sebagai anak yang menjadi cahaya mata kami, dan sesuai dengan dambaan orang-orang yang menyayangimu. Amin.

Tidak ada komentar: